The First Time : A distance Travelled

Sungguh sebuah perjalanan yang cukup panjang (a long journey) dan melelahkan namun tak menyurutkan langkah kami untuk segera tiba disana. Betapa tidak medan yang berliku dengan kontur tanah berbukit sedikit terjal namun tak dikira desa tersebut menyimpan segudang kekayaan alam yang eksotis dan tiada bandingnya. Tanah merah sedikit becek dan licin sebab diguyur hujan, menemani kami sepanjang perjalanan. Belum lagi kami disuguhkan pemandangan di kiri kanan jalan dengan hamparan kebun, sawah, ladang, hutan belukar nan luas namun kini sebagian jalan kondisinya bisa dibilang cukup baik dibandingkan beberapa tahun yang silam pasalnya sebagian telah di aspal walau batu (onderlagh) serta di beberapa titik jalan telah di rabat beton pada titik-titik yang paling parah. Meskipun jalan belum semuanya jalan tersambung rabat beton secara keseluruhan. Walhasil sudah cukup membantu warga disana yang akan menjual hasil buminya baik keluar maupun masuk atau untuk keperluan lainnya ke kota. Bagi yang baru pertama kali melakukan perjalanan ini sungguh menjadi pengalaman yang berharga dan sulit dilupakan (unforgettable experience).

Piece of a Hidden Paradise

Tidak berlebihan bila diriku mengungkapkannya dengan untaian kalimat “Sepotong surga yang tersembunyi” dimana daerah itu belakangan menjadi primadona karena memiliki potensi sumber daya alam yang cukup potensial dan bisa menjadi sumber daya alam unggulan daerah pasalnya terdapat kandungan panas bumi (geothermal) yang menjadi energi alternatif terbarukan yang tentu bila diekplorasi dan dieksploitasi dengan baik akan mendatangkan benefit dan daya saing daerah yang pada akhirnya dapat mensejahterakan dan memakmurkan masyarakat kabupaten tersebut khususnya. Terbukti pemerintah pusat bersama Jajaran pemda dibawahnya dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat telah berupaya kuat mensejahterakan masyarakatnya dengan mengundang investor baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di kabupaten tersebut. Akhirnya PT. Chevron lah pemenang tendernya, sebuah perusahaan multinasional dan dipercaya untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi namun masih dalam tahapan awal proses pengerjaan. Sebagaimana diketahui pada Proses tender panas bumi Sekincau Suoh diikuti oleh enam perusahaan swasta, dan hasilnya PT Chevron selaku pemenangnya. Kandungan panas bumi di lokasi tersebut diperkirakan dapat mengatasi defisit energi listrik yang terjadi di Lampung dewasa ini. PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGSS) selaku pemegang izin usaha pertambangan (IUP) di wilayah kerja pertambangan panas bumi Suoh-Sekincau di Kabupaten Lampung Barat. Izin Usaha Pertambangan ditandatangani oleh Bupati Lampung Barat dan diberikan kepada persusahaan tersebut beberapa waktu lalu.

Kecamatan Suoh demikian nama tempat tersebut yang merupakan sebuah kecamatan terluar dari kota kabupaten yang merupakan wilayah Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung. Sebagaimana diketahui Kecamatan Suoh adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Lampung Barat. Kecamatan ini memiliki 7 buah desa/pekon yakni: Sumber Agung, Tugu Ratu, Suka Marga, Banding Agung, Roworejo, Sidorejo dan Ringin Sari. Pusat pemerintahannya berada di Desa/Pekon Sumber Agung. Dengan luas wilayahnya sekitar ± 170.77 Km2 sementara jumlah penduduknya berkisar 17.629 jiwa.(sumber : portal lampungbarat.go.id)

Jujur bagi ku perjalaan ini sangat sulit dipercaya (an incredible journey) betapa tidak? Jangankan untuk berencana kesana bermimpi pun tidak terbesit dan terbayangkan oleh ku. Namun demikian kalau tidak karena tugas, bukan mustahil sampai saat ini aku tidak berkesempatan mengunjungi tempat itu. Mulanya aku under estimate dan skeptis, terbayang olehku sebuah dusun terpencil yang tidak memiliki daya tarik alam dan keunggulan lainnya yang patut dibanggakan. Setelah menempuh waktu sekitar 2 jam akhirnya tibalah kami di lokasi. Aku terkesima dibuatnya, ternyata tak disangka. Rasanya lelah dan capai terbayar sudah yang kami alami dalam perjalanan. Betapa tidak walau jauh dari kota kabupaten dan akses jalan relatif sulit, ternyata nun jauh di pelosok sana masih menyimpan daya tarik dan pesona tersendiri dengan panorama alamnya, kampung-kampung dengan penduduknya ramah dan bersahaja. Pemukiman tertata elok, apik, asri dengan rumah-rumah bata yang dibangun permanen dan semi permanen serta bangunan papan, cukup bagus dan lumayan megah untuk sebuah ukuran kota kecamatan yang jauh jangkauannya dari ibu kota kabupaten.
Menurut informasi warga disana harga material bangunan disana relatif lebih mahal di bandingkan dengan di kota kabupaten karena alasan biaya angkut/transportasi yang ditanggung pihak konsumen. Tentulah terjadi disparitas harga yang diakibatkan biaya transportasi dari pusat pemasaran dalam pendistribusian ke konsumen. Bahkan singnal operator seluler pun telah menjangkau ke seluruh pelosok desa disana. Walaupun penerangan PLN belum masuk namun penduduk disana menggunakan teknologi tepat guna yang berasal dari bantuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan penerangannya berupa teknologi micro hidro dengan memanfaatkan tenaga air yang berlimpah untuk menggerakkan turbin dinamo guna menghasilkan energi listrik. Sebagian lagi menggunakan solar panel (panel surya) dalam penerangan rumah dan peralatan elektronik lainnya yang dimiliki warga.
Terdapat dua buah kecamatan disana hasil pemekaran dari kecamatan induknya yakni Kecamatan Suoh dan dimekarkan lagi menjadi satu kecamatan yakni Kecamatan Bandar Negeri Suoh. Mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah bertani, berkebun, bersawah dan berladang serta berdagang dan kebanyakan penduduknya beretnis jawa, sunda, sebagian etnis lampung dan suku-suku lainnya. Masyarakatnya bersahaja, ramah dan welcome terhadap para pendatang. Layaknya sepotong surga tersembunyi dengan segala potensi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, satu persatu sudah mulai terkuak. Sungguh Maha Besar Allah SWT, decak ku kagum atas maha karya ciptaan-Nya.

Dari kota kabupaten untuk menuju kecamatan tersebut kita dihadapkan dua alternatif pilihan jalan, bisa melalui daerah letupan atau alternatif jalan lainnya. Namun jika melalui daerah letupan sedikit agak singkat jarak tempuhnya bila dibandingkan jika kita tidak melalui daerah letupan. Oleh karena itu banyak orang memilih jalur daerah letupan dengan alasan efisiensi waktu. Menurut warga disana di lokasi letupan terdapat sebanyak belasan lubang menganga layaknya mirip sebuah kawah atau sumur yang berbentuk kolam. Ada yang berukuran kecil, sedang bahkan sangat besar. Pada lubang-lubang tersebut terdapat gelembung-gelumbung uap air panas, mengeluarkan bunyi letupan kecil serta asap putih yang membumbung tinggi menyebar ke udara karena terbawa angin. Bila kita berada di dekat kolam akan tercium bau belerang yang cukup khas dan menyengat hidung. Warga disana menyebutnya dengan sebutan beragam ada yang menyebutnya Pasirkuning, Keramikan,Gunung Goyang dan sebutan-sebutan lainnya. Di lokasi itu juga terdapat beberapa danau, terdapat empat danau besar antara lain yakni Danau Asem, Danau Lebar, Danau Minyak, serta Danau Belibis. Masing-masing danau luasnya mencapai ratusan hektare. Sebut saja Danau Asem menurut warga disana memiliki luas perkiraan lebih kurang ratusan hektar. Di danau tersebut airnya memiliki 3 warna. Terkadang berwarna biru dan tempo lain berwarna lainnya. Disanalah lokasi sumber migas panas bumi (geothermal) yang belakangan diketahui memiliki cadangan panas bumi yang cukup besar. Namun saat itu kami tidak melalui jalur daerah letupan dikarenakan cuaca pada hari itu tidak memungkinkan. Alih-alih untuk menikmati penorama alam justru masalah yang akan kami dapati nantinya. Memang rasanya kurang afdhal bila mengunjungi kecamatan tersebut kita tidak singgah di daerah letupan pasalnya banyak orang yang membincangkan tempat itu. Alhasil atas berbagai pertimbangan tersebut, akhirnya kami memutuskan melewati jalur lainnya yang lebih aman.

Masih menurut warga disana bila cuaca kurang baik misal hujan mereka menyarankan bagi penikmat panorama alam, untuk menahan diri mendekati daerah letupan dan jika memang terpaksa untuk lebih berhati-hati pasalnya sangatlah berbahaya dan bukan mustahil dapat mengancam jiwa. Sebab di daerah itu bila kita salah dalam mengambil jalur bisa-bisa terperosok ke dalam air panas yang temperaturnya melibihi titik didih normal. Tidak bisa dibayangkan bila kaki kita terjerembab ke dalam kubangan air panas tersebut. Bisa dipastikan hanya jari kaki serta tulang kita saja yang hanya tertinggal di tubuh kita pasalnya kulit dan daging terkelupas dan terkoyak oleh panasnya air. Cukup mengerikan bukan? Sekilas tampak terlihat baik namun setelah ditapaki jalan tersebut di luar dugaan hanyalah fatamorgana saja kemudian amblas dan melesat ditelan bumi yang dibawahnya terdapat air panas mendidih. Orang disana menyebutnya marmeran muda karena memang bentuknya mirip dengan lantai bermarmer, kalau yang sudah tua cukup aman untuk dilalui dan tidak kuatir akan amblas.

Pagi hari kami memulai perjalanan ditandai cuaca cukup cerah namun ketika sore hari saat pulang diluar dugaan kami diguyur hujan sepanjang perjalanan pulang. Mulanya kami hanya ber-4 orang berboncengan dengan membawa 2 motor khusus off road yang merupakan inventaris kantor, singkat cerita sepulang dari lokasi anggota kami bertambah 3 orang dengan ditambah 2 motor yang kebetulan mereka dari instansi berbeda yang memang telah duluan datang dan sempat menginap beberapa hari di desa tersebut. Selesai

Glossary :

Under estimate = look down on/memandang rendah/meremehkan

Skeptis = ragu-ragu

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017