Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega


CERPEN (CERITA PENDEK)

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega


Mudik tahun 2011 M atau bertepatan dengan Ramadhan 1432 H kemarin merupakan perjalanan mudik unik dan penuh nuansa makna pasalnya kami mudik ke kampung di Gisting Tanggamus kira-kira ± 60 km sebelah Barat Laut Kota Bandar Lampung. Banyak cerita yang menyertai perjalanan mulai berencana berlebaran di hari pertama lebaran di kampung halamanku gagal, mobil macet, hingga lebaran Idulfitri diundur menambah warna-warni mudik di tahun 2011 M/1432 H.
Meleset dari rencana awal, demikian kata-kata yang pas buat mencurahkan perasaan hati pada saat itu pasalnya rencana yang telah disetting sejak jauh hari buyar. Mengapa? Penyebabnya sangat beralasan karena adik kami akan melahirkan di Rumah Sakit di Kabupaten Pringsewu dan menurut prediksi dokter kandungan akan lahir pasca minggu pertama lebaran. Ternyata diluar dugaan adikku telah melahirkan lebih awal dari perkiraan semula, Ia lahir melalui bedah caesar. Alhamdulillah puji syukur kedua-duanya (ibu dan bayi) selamat dan sehat. Praktis sudah rencana berlebaran di hari pertama di kampungku yang direncanakan jauh-jauh hari buyarlah sudah. Tapi tak mengapa, kami tak merasa kecewa sedikitpun sebab telah terobati dengan lahirnya keponakan kami yang sehat dan lucu itu.

Tak pernah terpikirkan olehku tahun ini kami sekeluarga berangkat mudik lebih awal dari biasanya sebab di H-6 lebaran kami telah mudik otomatis aku dan istri tidak masuk kerja selama 2 hari pasalnya pada hari Jumat (2/8) baru terakhir ngantor selama bulan ramadhan 1432 H. Akhirnya aku dan istri memutuskan untuk mengambil izin selama 2 hari. Kami tak sabar lagi ingin segera menimang keponakan kami yang baru saja lahir yang tak kalah penting lagi Bapak dan Ibu di kampung sudah tak sabaran menunggu karena kangen terhadap cucu laki-lakinya berharap segera pulang. Pagi itu selepas makan sahur hingga shalat subuh kami tak tidur hingga pagi hari, mengemas barang-barang yang akan dibawa mudik. Perlengkapan buat si kecil yang paling banyak kami bawa, ada sekitar 60 % didominasi oleh perlengkapan anak kami, sisanya baru perlengkapan saya dan istri yang hanya sekedarnya saja mengingat pengalaman seperti tahun yang sudah-sudah ketika mudik barang bawaan akan memenuhi sesak kendaraan.
Mulai dari makanan ringan, susu formula, obat-obatan ringan serta baju cadangan buat si kecil untuk mengantisipasi bila si kecil mabuk tak lupa kami bawa. Pagi itu ketika kami akan dijemput oleh kendaraan, anakku belum juga beranjak bangun, masih terdidur pulas Kebiasaan anakku tidur hingga larut malam sehingga ketika pagi harinyab bangun kesiangan. Kami tak tega membangunkan si kecil, lantas dalam keadaan pulas istriku mencoba bergegas menggantikan pakaian tidurnya dengan pakaian untuk bepergian. “ Bu tolong salinin aja pakaian dedek hamas, tapi dedeknya jangan dibangunin ya bu, kasian semalem tidurnya ampe jam 2 malem baru tidur,” pintaku terhadap istri. “Iya yah,” jawab istriku mengiyakan. Namun sebelum mengganti pakaian, istriku terlebih dahulu membersihkan wajah dan badan anakku dengan kain lap yang dibilas dengan air hangat.

Perjalanan kali ini tak lazim pasalnya kami mudik tidak menggunakan travel yang biasa kami lakukan melainkan menggunakan bis/bus angkutan umum, memang setelah travel tumbuh dengan pesatnya di kota kami bak jamur tumbuh di musim penghujan, praktis kami tidak pernah lagi memakai bus bila melakukan perjalanan jauh ke luar kota. Kini kami terbiasa menggunakan kendaraan travel yang sangat mudah dijumpai disini, hanya tinggal telepon biro atau loket travel, tak lama kemudian mobilpun akan menjemput ke alamat. Sangat praktis bukan?
Tak kalah dengan travel, buspun bisa menjadi alternatif pilihan yang menarik di kota kami sebab dapat menghemat waktu tempuh pasalnya ada beberapa bus yang berangkat subuh dan selama perjalanan Liwa-Bandarlampung seperti sudah menjadi ketetapan tersirat bahwa bus tidak singgah di rumah makan hingga sampai di tujuan baru berhenti. Dengan begitu, sudah bisa dipastikan tiba di Pringsewu akan lebih cepat lagi. Sejatinya bahwa mobil travel yang berangkat subuh di kota kami masih sangatlah jarang, paling pagi sekitar jam 9.00 baru ada yang berangkat. Dengan begitu bila tiba di malam hari, bus AC atau Non AC tujuan ke arah Gisting atau Kota Agung sudah tak ada lagi hingga batas jam 6.00 sore. Pada hari keberangkatan sekitar pukul 5.30 WIB kami dijemput oleh bis pesanan ke alamat tempat kami tinggal. Tampaknya anakku sudah mulai beranjak bangun, mungkin karena ada suara gaduh dari luar sana ditambah lagi suara bising yang berasal dari klakson bus jemputan kami, memberikan isyarat kepada penumpangnya agar segera bergegas.“ Ton….toon…toon,” terdengar suara klakson bus secara beruntun berbunyi tiada henti, suaranya memekakkan telinga penghuni barak, memecahkan kesunyian di pagi subuh itu. Tepat didepan rumah bis berhenti, lantas kernet bis bergebas menaikkan barang-barang bawaan kami ke atas mobil, sembari aku mengunci pintu rumah serta memeriksa dan mematikan kran air serta lampu listrik yang akan kami tinggalkan mudik. Lalu setelah semuanya beres barulah kami bergegas menyusul ke dalam mobil, langsung menempati kursi yang telah kami pesan sebelumnya yakni di bagian depan tepatnya didekat tempat duduk Pak sopir. Tak lama saat mobil tengah berjalan sayapun tak lupa membaca do’a dalam hati sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW pada saat melakukan perjalanan (safari) yang berbunyi, “Allahu akbar 3x. Subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamunqolibuun. Allahumma inni nas’aluka fi safarina hadzal birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alaina safarona hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shohibu fis safar, wal kholifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsa’is safar wa kaabatil manzhori wa su’il munqolabi fil maali wal ahli.” Artinya Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Mahasuci Allah yang menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada keluarga dan harta.

Pemandangan subuh kali ini sedikit berbeda dari biasannya. Suasana masih tampak gelap dan berkabut. Udara yang kami hirup masih terasa lembab dan kadang diselingi dengan angin yang kadang berhembus agak kencang. Beberapa saat kemudian sopir mulai memacu kendaraannya dan sesekali berhenti menaikkan penumpang yang telah menunggu dipinggir jalan. Pagi itu penumpang masih sepi soalnya baru kami yang pertama kali di jemput. Angin pagi menerpa sebagian wajah dan rambutku melalui jendela mobil. Menyapu rambut kepalaku yang kian panjang. Aku duduk sendirian disebelah istri, sementara anakku dipangku olehnya. Melewati Pasar Liwa mobil berhenti sejenak di tempat pengeteman bis untuk menunggu penumpang yang telah lama menanti. Belum genap ½ jam bis telah disesaki oleh para penumpang yang hendak mudik. Tak lama setelah mobil penuh oleh para penumpang, mobilpun tancap gas kembali.
Insiden Kecil, Mobil Mogok
Menit demi menit berlalu, kendaraan mulai melaju kencang, begitu memasuki daerah Sekincau mendadak mobil menampakkan gelagat tak beres, sepertinya ada kerusakan pada mesin, “ Ada apa gumamku dalam hati, mudah-mudahan saja tak ada masalah dengan mesin mobil ini,” doaku dalam hati. Ketika itu kondisi jalan sedang menanjak naik, beberapa kali sopir mencoba mengoper gigi tapi tak kunjung berhasil, ada masalah dengan kendaraan yang kami naiki, ternyata benar ada kerusakan mobil tepatnya di bagian kopling. Tampaknya pak sopir sudah sangat berpengalaman, hapal betul apa yang sedang menimpa dengan kendaraannya, ”Kayaknya seal kopling mobil kita rusak harus didandan dulu, terpaksa kita berhenti disini,” teriak sopir menatap ke arahku. Akhirnya perjalanan dihentikan untuk memperbaiki kerusakan mesin. Tanpa dikomando kernet bis segera mengganjal ban mobil dengan kayu balok yang sudah disiapkan bila terjadi keadaan darurat seperti ini, agar mobil tidak melaju mundur ke jurang yang telah menanti dibawahnya yang seolah-olah siap menerkam apa saja yang terperosok ke dalamnya. Sisi sebelah kiri jalan ada jurang sementara sebelah kanan ada tebing, maklumlah kondisi topografis medan jalan di Kabupaten kami terbentang hamparan jurang-jurang baik sisi kiri dan kanan serta tikungan tajam dengan kondisi jalan berbelok-belok dan berbukit-bukit bila melalui jalan Negara yang ada di kabupaten ini. Beruntung tahun ini jalan Negara di Kabupaten kami mulai dari Liwa-Sumberjaya sedang dalam masa perbaikan dan pelebaran jalan sehingga kondisi jalan sudah semakin baik. Sebagian penumpang bergegas turun dan sebagian lainnya masih berada di mobil, sementara aku turun dari mobil diikuti oleh istri dan anakku untuk melepas lelah dan penat sembari menunggu kernet dan sopir memperbaiki kendaraan. Tidak sampai 1 jam mobil selesai didandan, buspun melanjutkan perjalanannya kembali. “ Mohon perhatian kepada seluruh penumpang agar segera naik ke mobil dan menempati tempat duduknya masing-masing karena mobil akan segera jalan, “ teriak kernet memberi perintah kepada penumpang agar tidak ada yang tertinggal. Namun baru sekitar 3 km berjalan tiba-tiba mobil menampakkan ulahnya kembali lagi, ternyata masih pada kerusakan yang sama, “Waduh sialan, rusak lagi koplingnya,” gerutu sopir. Akhirnya perjalanan dihentikan sejenak menunggu mobil diperbaiki, namun kali ini mobil mogok pada kondisi jalan mulus beraspal dan permukaannya yang datar, tak jauh dengan pemukiman padat penduduk. Tak lama berselang sekitar kurang lebih 30 menit mobil telah selesai diperbaiki, penumpang segera bergegas naik, lantas kendaraan melaju kembali.

Dari pantauan di jalan raya ternyata selain kendaraan roda 4, kendaraan roda 2 masih mendominasi dalam angkutan mudik tahun ini. Sempat kendaraan kami terjebak dalam kemacetan panjang. Kemacetan terjadi tepatnya di daerah Bandar Jaya hingga Natar sejauh ± 30 km. "Satu-satunya jalan paling hanya pasrah mengikuti arus kendaraan yang merayap," batinku. Terjebak kemacetan lalulintas memang bisa membuat orang-orang menjadi uring-uringan. Akibatnya kendaraan kami tidak dapat melaju kencang, kecepatannya merayap tidak lebih seperti orang sedang berjalan kaki. “Tidak menyerempet kendaraan saja sudah sangat baik,” gumamku dalam hati. Sangatlah beralasan karena jalan raya saat itu didesaki oleh lalu-lalang sepeda motor dan mobil para mudik yang kadang-kadang semaunya mengendarai kendaraan seperti tidak memperdulikan keselamatannya. Suasana bising, asap kendaraan berasal dari knalpot kendaraan sempat juga mewarnai arus mudik namun demikian kendaraan bus yang kami naiki tidak lagi mengalami kerusakan, sesekali berhenti pada saat mengisi BBM di Pom dan Alhamdulillah bus kami tiba di Raja Basa sekitar pukul 14.30 sore dengan aman dan selamat. Setibanya di bundaran Raja Basa kami berhenti disana untuk melanjutkan perjalanan ke rumah sakit Pringsewu namun kami tak berlama-lama menunggu sebab kendaraan yang menjemput kami telah stand by menanti disana. Kendati demikian, kami tidak langsung menuju Gisting namun singgah dahulu ke Rumah Sakik di Pringsewu, baru kemudian melanjutkan perjalanan menuju Gisting.

Lebaran Mundur Sehari
Hari Raya Idul Fitri 1432 H diundur sehari. Demikian seluruh chanel tv menayangkan beritanya pada malam itu, yang tengah aku tonton. Sontak terkaget aku dibuatnya. Rencana shalat Id esok pagi jadi gagal, daging serta ketupat lebaran yang telah dibeli pagi itu, telah dimasak seluruhnya tanpa tersisa, ada yang dibuat sop, direndang, dibistik, disemur dll, dan tak kalah lagi ketupat lebaranpun telah siap saji sebab prediksi kami hari itu adalah puasa terakhir sementara malam harinya adalah malam takbiran. Oleh karenanya setelah ada pengumuman resmi dari Kementerian Agama yang memang dinantikan oleh masyarakat seantero dunia, buyar sudah rencana takbiran dan shalat Id keesokan paginya, pada malam itu diganti dengan Shalat Terawih kembali, seketika itu juga mushola, surau serta masjid yang mengumandangkan suara takbir, tahmid sontak menjadi hening, terdengar suara pengumuman melalui corong masjid maupun mushola bahwa esok hari masih dimulainya puasa kembali."Assalamualaikum Wr Wb pengumuman-pengumuman diberitahukan kepada kaum muslimin dan muslimah bahwa menurut Menteri Agama yang kita saksikan tayangannya di tv sesaat tadi bahwa penetapan 1 Syawal 1432 H/2011 M diundur dari hari Selasa (30/8) menjadi hari Rabu (31/8), oleh karenanya kaum muslimin untuk dapat melaksanakan shalat sunah tarawih kembli baik di masjid maupun di rumah masing-masing, demikian harap maklum Wa'alaikum Salam Wr Wb.Tak ayal lagi seperti terjadi pada keluarga besar kami, daging serta ketupat lebaran yang direncanakan akan dimakan pada pagi hari raya Idulfitri akhirnya dimakan juga buat malam sahur. Masih dalam suasana hari raya Idul Fitri 1432 H (bulan Syawal)kami sekeluarga mengucapkan :Taqabbalallahu minna waminkum artinya semoga Allah menerima amal kami dan kalian (Imam Ahmad bin Hanbal berkata : sanadnya baik)

Comments

Popular posts from this blog

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017