Serba-serbi tradisi dalam menyambut bulan Ramadhan dan Syawal yang jarang dijumpai di bulan lain

    Liwa Coolinary Corner

    Ahlan wa sahlan ya Ramadhan, bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan telah tiba. Dimana umat Islam di seantero dunia merayakannya. Tak terkecuali di Indonesia khususnya Lampung Barat. Ghiroh atau semangat menjalankan syiar puasa Ramadhan, gemanya sudah nampak terasa. Terbukti masjid-masjid atau mushola-mushola bahkan surau-surau sekalipun ramai oleh jema'ah yang antusias melaksanakan shalat tarawih berjamaah, shalat fardu berjama’ah dan tilawah Al-Qur’an serta i'tikaf di 10 terakhir bulan Ramadhan untuk menggapai malam kemuliaan yaitu Lailatul Qadar. Namun, selain ibadah ruhiyah, ada juga sisi-sisi lainnya yang cukup menarik untuk disimak yaitu tradisi masyarakat yang merupakan warisan budaya lokal yang turun temurun dipertahankan hingga kini yang tidak lekang oleh peradaban zaman. 


    Terdapat banyak sekali keunikan, dan setiap daerah memiliki tradisi dan ciri khasnya masing-masing. Sehingga di bulan suci Ramadhan ini, selalu menyimpan sejuta cerita seru menarik untuk diungkap, tak terkecuali di daerah kami di Lampung Barat. Berikut ini 13 (tigabelas) serba-serbi pada bulan Ramadhan dan Syawal. Agar tak penasaran apa saja? Versi corat-coretantanganregasaputra.blogspot.com mencatat yang jarang ditemui di bulan lainnya :

    1.Tradisi Ngejalang Kubokh atau Ziarah Kubur

    Melansir dari laman http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ bahwa 'Ngejalang Kubokh' yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) tahun 2019 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Lampung yang dilaksanakan saat hari raya lebaran Idul Fitri. Ngejalang biasanya terbagi dua yaitu : Ngejalang Pangan dan Ngejalang Kubokh. Sementara Ngejalang Pangan yaitu suatu acara berdoa bersama di mesjid yang dilakukan setelah hari raya Idul Fitri. Acara ini bertujuan untuk menjaga kesatuan dan persatuan masyarakat. Sedangkan Ngejalang Kubokh yakni acara silaturahmi, berdoa bersama-sama dalam rangka mendoakan arwah-arwah kaum muslimin dan muslimat, yang dilakukan di area perkuburan setelah shalat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Tradisi Ngejalang Kubokh merupakan sebuah tradisi masyarakat Lampung yang dilestarikan hingga kini sebuah manifestasi kearifan lokal yang ada di daerah ini. Umumnya dilaksanakan setelah melaksanakan shalat Idul Fitri atau Idul Adha secara kolektif atau massal dan bisa juga di hari lain di luar Ramadhan dengan catatan dilakukan bisa secara perorangan. Bertujuan untuk mengirim do’a secara khusus bagi arwah sanak keluarga, famili, handai tolan atau kerabat, jiran, tetangga, dan jama’ah masjid dan secara umum bagi kaum muslimin dan muslimat. Sedangkan di daerah lain ziarah kubur umumnya dilakukan pada saat menjelang lebaran atau hari-hari lainnya.

    2. Pesta Topeng Sekura

    Tradisi Sekura yang dipastikan tidak ditemui di daerah lain di Indonesia, yang hanya ada satu-satunya di Indonesia yaitu di Provinsi Lampung khususnya di Lampung Barat. Dilakukan secara turun temurun yang merupakan warisan budaya leluhur dan kearifan lokal setempat. Sakura atau pesta topeng di Lampung Barat, yang umumnya hanya dijumpai pada saat acara-acara tertentu dan terkhusus setelah melaksanakan bulan suci Ramadhan tepatnya pada hari H lebaran (1 Syawal) hingga 1 minggu kedepan yang dilakukan sebagai wujud suka-cita yang telah menyelesaikan puasa sebulan penuh. Pelaksanaannya dilakukan secara bergiliran di masing-masing pekon/desa atau kecamatan. Dilansir dari pemberitaan di media lokal bahwa 'Topeng Sekura' telah ditetapkan sebagai Maskot Nasional dari Lampung Barat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI

    3.Ngelemang atau Ketupat Lebaran

    Tidak semua daerah di Indonesia menyiapkan hidangan yang satu ini, namun sebagian daerah ada yang menganggap ketupat merupakan hal yang wajib ada, disajikan pada hari raya lebaran karena beranggapan lebaran identik dengan ketupat. Namun tidak halnya di daerah Lampung Barat, ketupat tidak terlalu populer disini walau ada sebagian rumah tangga yang tetap menyajikannya pada hari lebaran. Namun tak sepopuler dengan tradisi Ngelemang sebagai salah satu suguhan yang bisa ditemui pada hari raya lebaran maupun acara pesta-pesta pernikahan di Lampung Barat. Orang setempat menyebut istilah pesta-pesta tersebut dengan sebutan ‘nayuh". Tradisi ngelemang merupakan tradisi leluhur yang tak lapuk dimakan zaman berasal dari nenek moyang terdahulu yang tetap dilestarikan dan dipertahankan secara turun temurun oleh anak cucu khususnya oleh masyarakat Lampung Barat dan umumnya juga di daerah-daerah lain di Indonesia, dengan beragam sebutan atau nama lainnya karena ada di beberapa daerah di Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Utara pun yang memiliki tradisi yang serupa.

    Lemang sendiri terbuat dari beras ketan yang diberi air perasan kelapa atau santan dengan dibungkus bambu sebagai wadahnya. Cara memasaknya sangat sederhana dengan di bakar di atas bara api yang bahan bakarnya berasal dari kayu bakar. Cara ini dilakukan selain memberikan sensasi tersendiri agar aroma dan cita rasanya tetap terjaga, juga dengan cara dibakar ini bertujuan memudahkan dalam mengolah dan memasak dalam jumlah besar karena membutuhkan tempat yang relatif luas. Makanan tradisional ini dapat dinikmati dengan begitu saja atau dapat pula dengan ditemani Susu, Kuah Kare, Rendang, Srikaya, Serundeng atau lauk pauk lainnya sebagai makanan pendampingnya.

    4.Berburu takjil

    Di bulan Ramadhan tak berbeda dengan daerah lain di Indonesia, banyak momen-momen yang penuh keseruan yang tidak kita temui di bulan-bulan lainnya, salah satunya adalah tradisi berburu hidangan untuk berbuka puasa atau takjil.

    Di pusatkan di Lapangan Merdeka Kelurahan Pasar Liwa, 'Liwa Coolinary Corner' yang diperuntukkan sebagai kuliner malam sekaligus sebagai bazar Ramadhan tempat dimana bertemunya para usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjajakan aneka takjil dan menu makanan untuk berbuka puasa dan makan sahur. Bazar ini dibuka mulai sekitar pukul 15.30 WIB hingga berlanjut malam bagi warung-warung tenda dan kebetulan tahun ini dimeriahkan pula oleh keberadaan Pasar Malam sehingga membuat ramai pengunjung selain berburu takjil, bagi orang tua, mereka bisa mengajak anak-anak menikmati wahana bermain yang tersedia di Pasar Malam sambil menunggu azan Magrib tiba. Dalam bazaar ini tersedia beragam menu berbuka puasa mulai dari lauk pauk makanan khas Lampung Barat yang tersohor itu seperti Gulai Taboh, Gulai Kuwol atau Sambal Kuwol yang menjadi menu favorit yang sangat digemari pembeli, sambal matah dan beragam hidangan lainnya. Aneka kue kering pun dijual untuk persiapan hari lebaran hingga aneka minuman seperti es kelapa muda (degan), beragam minuman, dan masih banyak lagi kuliner siap saji yang menggoda selera.
    Liwa Coolinary corner
    Sejak hari pertama Ramadhan, bazar ini telah ramai dikunjungi oleh para pengunjung yang ingin ngabuburit sambil mencari hidangan berbuka puasa dan santap sahur. Aneka menu makanan, minuman dan takjil pun cukup tersedia disana. Di sisi pelaku bisnis (pebisnis) UMKM, momen bulan puasa merupakan peluang usaha tahunan yang cukup menggiurkan karena momentum untuk meraup 'cuan' di bulan penuh berkah. Betapa tidak? Sudah dapat diperkirakan animo pembeli akan meningkat karena sebagian kecil masyarakat Liwa juga banyak perantau yang bekerja dan mencari nafkah di Liwa, kebanyakan dari mereka mungkin mencari cara yang praktis yang mudah dan instan untuk mendapatkan makanan dan minuman berbuka puasa sekaligus makan untuk sahur.

    Pantaun di lapangan selain di Lapangan Merdeka, di tempat-tempat lain sepanjang jalan protokol dan di luar kota Liwa seperti Sekolah Kopi di Kecamatan Sumber Jaya menjadi tujuan favorit bagi anak-anak muda disana untuk ngabuburit menunggu azan Magrib tiba, Selain itu juga berkah Ramadhan dirasakan juga oleh para pedagang dadakan, yang menjadi ajang bisnis sampingan untuk memperoleh penghasilan tambahan. Memanfaatkan emperan ruko bahkan rumah maupun pinggiran trotoar milik jalan untuk menjajakan kue-kue lebaran bahkan takjil atau hidangan khusus buat berbuka puasa.

    5. Buka Bersama

    Buka bersama atau dikenal dengan bukber” ini sudah menjadi tradisi saat bulan suci Ramadhan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW serta telah dipraktikan hingga sekarang. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan di bulan suci Ramadhan adalah Bukber. Bukber bisa dilakukan bersama-sama dengan rekan kerja di kantor, teman sekolah, kuliah, keluarga dan handai tolan serta kaum muslimin dan muslimat dengan suasana penuh keakraban dan kekeluargaan guna mempererat tali silaturahmi.  

    Buka puasa bersama (bukber) atau disebut dengan ifthar jama'i sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW karena akan mendatangkan keberkahan. Disebutkan dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majjah, Nabi SAW. bersabda; “Makanlah kalian secara bersama-sama, sesungguhnya keberkahan ada pada makan bersama.”


    6. Buah Kurma

    Tak berbeda dengan daerah lain, dahulu biasanya buah kurma hanya dapat kita jumpai pada hari-hari puasa bulan Ramadhan saja namun saat ini kita dengan mudah menjumpainya di toko-toko waralaba (franchise) meskipun belum memasuki bulan Ramadhan. Saat bulan Ramadan tiba, banyak toko-toko menjual buah ini berjamuran.

    Dilansir dari artikel detik.com berjudul "3 Sunnah Berbuka Puasa sesuai Ajaran Rasulullah SAW, Bisa Dilakukan Saat Ramadan" salah satunya adalah berbuka puasa dengan menggunakan kurma atau air putih. Dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik Nabi Muhammad SAW mengatakan:
    "Rasulullah Saw berbuka puasa dengan makan berapa biji kurma muda, jika tidak ada maka dengan beberapa butir kurma, jika tidak ada maka beberapa teguk air," (HR Abu Ya'la, Al Bazzar dan Ath Thabrani).

    Sunah menyegerakan berbuka puasa memakan beberapa buah kurma sebelum menyantap hidangan lain berbuka puasa sudah menjadi pilihan yang hendaknya disiapkan selama bulan puasa. Sejuta manfaat dan rasanya yang manis membuat buah asal Timur Tengah tepatnya di Arab Saudi itu sangat populer dan diburu selama memasuki bulan Ramadhan. Animo masyarakat terhadap permintaan buah kurma meningkat tajam dibandingkan pada bulan-bulan lainnya.

    7.Kolang-kaling

    Permintaan terhadap buah yang satu ini meningkat tajam pada saat bulan puasa dibandingkan hari-hari lainnya. Buah yang berasal dari pohon enau atau aren ini, teksturnya buah koalng-kaling muda yaitu kenyal, empuk atau lembut dan terasa segar banyak diburu oleh mayoritas umat muslim di bulan puasa karena sangat pas bila dicampur dengan es buah atau campuran kolak atau dibuat manisan sehingga sangat cocok sekali untuk hidangan berbuka puasa.

    8. Santap Sahur

    Sebelum menjalankan puasa seharian lamanya dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang ditandai dengan berkumandangya azan Magrib, dianjurkan seseorang pada malam harinya untuk melaksanakan makan sahur terlebih dahulu untuk persiapan menjalankan puasa keesokan harinya agar tubuh tidak terasa lemas, letih dan lesu. Karena di dalam Sahur banyak keberkahan yang akan kita dapatkan.

    Di masing-masing daerah memiliki tradisi-tradisi unik dan berbeda-beda di dalam membangunkan orang untuk makan sahur. Ada yang memanggil melalui TOA masjid, ada yang berkeliling kampung dengan menabuh bedug, menabuh kentongan, menyembunyikan meriam dari bambu untuk membangunkan orang untuk makan sahur dan aneka cara-cara lainnya.

    9.Baju Lebaran

    Lebaran identik dengan pakaian baru, biasanya menjelang Lebaran, bagi masyarakat Indonesia khususnya anak-anak bahkan orang dewasa pun rasanya belum lengkap kalau belum membeli pakaian baru saat lebaran, agar penampilannya terlihat good looking untuk menambah percaya diri di hari kemenangan. Berkunjung dan mengunjungi dari rumah ke rumah saudara, tetangga, teman sejawat dan handai tolan dalam rangka silaturahim lebaran akan lebih membangkitkan rasa percaya diri bila mengenakan pakaian baru.

    Sejumlah pasar, toko-toko yang menyediakan pakaian akan diserbu pembeli jelang lebaran. Animo permintaan masyarakat terhadap baju baru tersebut relatif meningkat dari hari-hari biasanya. Di Indonesia, tradisi baju baru saat lebaran seakan sudah melekat di sebagian besar masyarakat tanah air. Bahkan kebiasaan setahun sekali merupakan wujud sukacita dan rasa syukur setelah melaksanakan puasa satu bulan penuh dan saatnya merayakan hari kemenangan.

    10.Kue Lebaran

    Emak-emak biasanya menjelang hari lebaran sudah sibuk di dapur untuk membuat kue lebaran dari jauh-jauh hari. Ada yang bikin sendiri atau ada yang membeli di toko yang menyediakan kue. Kue lebaran umumnya disajikan pada hari H lebaran yang diperuntukkan buat tamu yang datang berkunjung ke rumah misalnya kue nastar, kue bolu, bolu legit, putri salju, biji ketapang, dan lain sebagainya serta panganan-panganan tradisional menjadi favorit, tak luput dari incaran tamu yang berkunjung.

    11. Gula Aren Organik Khas Lampung Barat

    Gula Aren Asli Khas Lampung Barat atau 'Gula Anau' sangat tersohor di Provinsi Lampung karena cukup diminati oleh para pendatang maupun pelancong serta warga dari luar kabupaten ini, sebagai salah satu oleh-oleh atau cendera mata khas Lampung Barat. Lebih-lebih di menjelang puasa dan lebaran, peminat terhadap gula aren Lampung Barat ini cukup meningkat tajam dibandingkan hari-hari biasa karena sangat cocok sekali sebagai salah satu bahan baku pengganti gula putih dan cocok  untuk pemanis kue maupun campuran bumbu masak. Karena cita rasa dan kualitasnya selalu terjaga dan asli tanpa bahan pengawet dan bahan campuran selain yang dihasilkan dari pohon nira aren sendiri dan kebetulan bahan bakunya juga masih relatif banyak di jumpai di sini.

    Sebagaimana dilansir pada laman Wikipedia, gula aren atau gula enau diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.

    Cara pengolahannya, setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai gula semut.

    12. Menyiapkan THR

    Momen ini sangat ditunggu-tunggu oleh anak-anak bahkan orang dewasa pun tak ketinggalan. Memang tidak dipungkiri budaya konsumtif menjelang dan selama lebaran tak terelakkan lagi, sehingga menyebabkan biaya tak terduga menjadi meningkat. Mempersiapkan THR saat Idul Fitri merupakan salah satu tradisi unik yang dilakukan dengan membagi-bagikan amplop atau angpao kepada orang-orang terdekat. Biasanya pemberian ini dibagikan kepada anak-anak dan kerabat yang datang berkunjung ke rumah.Banyak penukaran uang kertas di masa ini untuk keperluan tersebut, utamanya uang-uang kertas baru mulai dari pecahan 2 ribuan, 5 ribuan, 10 ribuan, 50 ribuan hingga 100 ribuan. Tempat layanan penukaran uang lama dengan yang baru biasanya di Bank Indonesia (BI).

    13. Mudik atau Pulang Kampung

    Momen puncaknya yang ditunggu-tunggu ketika lebaran tiba yaitu mudik atau pulang kampung. Bagi perantau misal pekerja kantoran karyawan maupun pegawai atau profesi lainnya termasuk para siswa dan mahasiswa yang berada di perantauan merupakan waktu yang tepat untuk merajut silaturahim bersama keluarga memanfaatkan waktu libur melepas kerinduan di kampung halaman. Fenomena mudik di Indonesia menjelang libur lebaran menjadi suatu tradisi yang unik penuh dengan eforia yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata semata karena tidak hanya dilakukan oleh umat muslim saja bahkan non muslim sekalipun turut melakukannya.

    Ibadah Madhah dan Ghairu Madhah

    Hakikatnya puasa yang merupakan rukun islam yang ke-4 yang wajib ditunaikan oleh umat Islam bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar saja namun juga dapat menahan dan mengendalikan hawa nafsu, karena pada bulan itu merupakan sarana madrasah ruhaniyah dan menjadi madrasah tarbiah atau bulan pendidikan bagi umat Islam. Sehingga jangan dinodai oleh hal-hal yang mengurangi esensi daripada puasa itu sendiri.

    Bulan dimana diturunkannya Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar yaitu satu malam istimewa di bulan Ramahdan yang dicari-cari, ditunggu dan dinanti-nantikan dan dielu-elukan oleh umat Islam adalah malam kemuliaan yaitu malam Lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Menurut para ulama setara dengan 30 ribu malam yang bila dikonversi sama dengan 83,33 tahun. Sehingga umat Islam berlomba-lomba memaksimalkan ibadahnya dengan menghidupkan malamnya dengan aktivitas ibadah wajib dan sunah misal shalat sunah tarawih, tahajud, membaca Alqur'an dan ibadah-ibadah lainnya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT guna meraih malam lailatul qadar yaitu pada 10 malam terakhir bulan Ramahdan dan tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini karena pada bulan itu pahala akan dilipatgandakan 1000 kali lipat dan doa-doa kita pada malam itu akan diijabah oleh Allah SWT.

    Lailatul Qadar merupakan malam yang agung dan mulia, bulan ketika Allah menurunkan Al-Quran, sebagaimana firman Allah dalam Al Quran yang berbunyi :

    Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Q.S. al-Qadr [97]: 1-5)

    Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:


    Syaum Ramadhan sebagai ibadah Mahdhah banyak keberkahan dan keutamaan di dalamnya. Menurut para ulama yang penulis rangkum ibadah itu sendiri terbagi ada 2 yaitu ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah.

    Ibadah Mahdhah sendiri memiliki arti ibadah yang murni penghambaan kepada Allah seperti mandi hadas, umroh, azan, iqamah, tayamun, wudhu, shalat, puasa, shalat tarawih, membayar zakat, naik haji merupakan perbuatan utk meraih pahala akhirat dan dalam mengerjakannya ada tuntunannya dan sebaliknya dengan Ghairu Mahdhah perbuatan utk memenuhi urusan duniawi seperti contohnya seperti serba serbi ramadhan yang jarang kita jumpai di bulan lain seperti berburu takjil pada sore hari menjelang magrib untuk persiapan buka puasa dan makan sahur, ngabuburit, tradisi mudik ke kampung untuk merayakan hari raya Idul fitri bersama keluarga.

    Fenomena Budaya Konsumtif

    Namun ditengah eforia kita merayakan Ramadhan dan Syawal ternyata tanpa disadari praktik budaya konsumtif telah merasuki sendi kehidupan kita, bila tidak dikendalikan dengan baik di sepanjang Ramadhan maka akan semakin menjadi-jadi. Budaya konsumtif merupakan gaya hidup konsumerisme terhadap konsumsi barang yang berlebihan di luar kebutuhan real. Maka kita harus mengetahui rambu-rambunya agar tidak membabi-buta sehingga dapat mengerem apa yang menjadi kebutuhan atau hanya sekedar keinginan untuk memenuhi hasrat demi mengejar prestisius belaka, bukankah pengamalan dari esensi puasa diantaranya adalah dapat menahan hawa nafsu dan berbagi kepada sesama akan menjadi kehilangan makna. 

    Dirangkum dari laman www.bacaanmadani.com bahwa secara kodrat alamiah, manusia memiliki tabiat dan prilaku cinta terhadap harta. Pada saat posisi sedang di puncak karir atau usaha, uang dan harta melimpah. Sehingga praktis tidak dapat dipungkiri prilakunya akan berubah, kebutuhannya akan berbanding lurus dengan penghasilannya karena merasa mampu membeli segala-galanya. Yang pada akhirnya sifat konsumtif susah untuk dihindari. Sehingga solusi jitunya adalah membuat skala prioritas kebutuhan, membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. 

    Budaya konsumtif dalam berbelanja bila tidak dikelola dengan baik dikhawatirkan semakin tak terkendali saja. Mirisnya yang terjadi akhir-akhir ini yang sempat viral di medsos, sebagai contoh isu flexing yang dipertontonkan oleh salah seorang diduga oknum anak pejabat yang memamerkan gaya hidup mewah harta milik orang tuanya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perilakunya tersebut hanya saja Sense of Crisis (kepekaan) dan Common Sense (akal sehat) karena sudah sangat mencolok sehingga mengundang pertanyaan besar masyarakat atas kewajaran harta yang diperoleh. Sudah sepatutnya dan selayaknya memberikan contoh baik bukan malah memamerkan hal-hal yang tidak penting, akibatnya akan menjadi bumerang bagi diri dan keluarganya. Yang pada akhirnya akan menjadi preseden buruk yang hanya menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat apalagi yang bersangkutan diduga adalah anak seorang pejabat sehingga masyarakat akan berprasangka negatif terhadap sumber kekayaan orang tuanya yang nota bene-nya sebagai seorang abdi negara sekaligus abdi masyarakat akan menjadi sorotan publik terkait norma-norma kepatutan dan keelokan di mata masyarakat. Walau sejatinya mungkin saja harta yang diperoleh merupakan penghasilan yang sah. Sekalipun didapat secara legal standing adalah  resmi/syah/legal menurut aturan yang ada tanpa ada unsur KKN ataupun perbuatan tercela lainnya. Murni karna tunjangan jabatan selaku pejabat struktural dan penghasilan sah lainnya yang diperoleh atas kinerja profesionalitasnya, namun tetap saja bukan panggung dan arenanya untuk pamer kekayaan di ruang publik. Selayaknya yang dipertontonkan adalah kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat bagi masyarakat banyak seperti kegiatan amal atau sosial untuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, guna menyebarkan virus-virus kebaikan ke semua orang, ini malah sebaliknya terjadi rasa empati terhadap sesama yang kurang dari segi finansial telah terdegradasi bahkan hilang. Dimana masih kita jumpai kaum dhuafa atau kaum marginal, kaum papa yang kurang beruntung, berada di tengah-tengah kita yang hidup di bawah garis kemiskinan dan sangat butuh uluran tangan untuk bangkit. Mereka hanya sekedar makan sehari-hari saja sangat susah apalagi untuk membeli baju baru dan perlengkapan lebaran lainnya.Sehingga esensi bulan Ramadhan, yang seharusnya memperbanyak amal ibadah dan kepedulian terhadap sesama tiada bermakna dan puasa hanya dimaknai sebatas menahan lapar dan haus dahaga saja. Bulan Ramadhan semestinya mendidik dan menyiapkan umat muslim menjadi pribadi-pribadi yang sederhana dan bisa menahan diri dari hawa nafsu untuk tidak berprilaku konsumtif yang berlebihan serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga goals akhirnya di hari Idul Fitri nanti untuk menjadi orang yang bertaqwa,dan kembali ke fitrah seperti bayi baru dilahirkan serta meraih kemenangan melawan hawa nafsu dapat tercapai.

    Seperti yang dikutif dari jurnal ilmiah yang diterbitkan pada laman https://e-journal-palangkaraya/lain.ac.id dengan judul 'Konsumerisme Dalam Perspektif Islam' berkaitan dengan budaya konsumerisme tersebut, bahwa Islam sangat tidak mengajurkan, sebagaimana diatur dalam Al Qur’an Surah Al A’raaf ayat 31, yang artinya “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. Dalam Hadis Riwayat Imam Ahmad Matan lain: An-Nasa’i (2512), Ibnu Majah (3595), al-Hakim dan dihasankan dalam Sahih al-Jami’ ash Shagir (4505) Nabi Muhammad SAW bersabda “makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebih-lebihan”. Ayat Al Qur’an dan hadis tersebut menunjukkan bahwa Islam mengajarkan perilaku konsumsi yang tidak berlebihan, yang berarti bahwa jika memahami betul konsep konsumsi yang diajarkan oleh Islam maka manusia dapat membatasi nafsu keinginannya sesuai dengan kebutuhan saja. Wallahu A'lam Bishawab

    (*selesai*


    https://www.corat-coretantanganregasaputra.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017