Keunikan Pembuatan Lemang di Lampung Barat, Turut Memeriahkan Festival Budaya Sekala Bekhak Tahun 2023

Karisma Event Nusantara (KEN) Festival Budaya Sekala Bekhak (FBSB) Tahun 2023 ke-9 tahun,
tanggal 18 sampai dengan 20 Juni 2023

Masyarakat di Lampung Barat memiliki warisan budaya tradisional yang telah berkembang secara turun termurun dan berlangsung sejak bertahun-tahun. Salah satu yang paling populer adalah cara pembuatan lemang yang sangat unik yaitu dilakukan secara bergotong royong atau bersama-sama dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah beguai jejama atau bebakhong, lengkapnya adalah ‘Ngelemang Bebakhong. Dari generasi ke generasi secara turun-temurun, masyarakat di daerah ini telah membangun budaya pembuatan lemang secara bergotong royong yang disajikan tidak saja pada acara-acara besar keagamaan dan perkawinan saja namun juga dilombakan pada event-event pemerintahan.

Ngelemang bebakhong
Festival Ngelemang Bebakhong

Seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu dalam rangka memeriahkan Festival Budaya Sekala Bekhak(FBSB) tahun 2023 dengan acara Festival Ngelemang bebakhong dan rangkaian kegiatan acara lainnya dalam memeriahkan festival tahunan tersebut. Ngelemang bebakhong mengandung filosofi dan histori tersendiri, yang melambangkan suatu simbol kerukunan dan rasa persaudaraan. 

Festival Ngelemang Bebakhong

Sejatinya 'Ngelemang Bebakhong' adalah proses kolaboratif dimana orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan lemang ini. Pertama, melibatkan seluruh anggota masyarakat dalam proses pembuatan lemang. Kedua, menyatukan rasa persaudaraan untuk menjaga integritas kekeluargaan. Dengan ikut serta dalam pembuatan lemang, setiap anggota masyarakat dapat saling bergantung dan bekerja sama dalam setiap langkah.Selain simbol kerukunan, proses pembuatan lemang juga mengajarkan konsep menghargai waktu. Selain membahas pentingnya berkat kerja bersama, proses pembuatan lemang juga bisa digunakan untuk menyadarkan anggota masyarakat mengenai pentingnya mengatur waktu. Setiap orang akan merasa bahagia dan bangga setelah lemang siap untuk dimakan bersama. Dengan demikian, 'Ngelemang Bebakhong' kaya akan makna, filosofi dan sejarah. Tidak hanya menyatukan anggota masyarakat, namun juga mengajarkan pentingnya kerja bersama atau kebersamaan dalam mencapai tujuan dengan mendukung satu sama lain.

Festival Ngelemang Bebakhong

Lemang sendiri adalah salah satu jenis kuliner panganan, yang setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing dalam proses pembuatannya dan pada waktu penyajiannya. Terbuat dari perpaduan beras ketan dan santan dan bercita rasa gurih. Proses pembuatannya pun tidaklah begitu sulit dan tidak jauh berbeda dengan tempat lain namun memakan waktu yang tidak sebentar dan letak uniknya disini adalah dikerjakan secara bersama-sama atau gotong royong serta disajikan pada acara-acara tertentu biasanya pada acara-acara besar saja. Untuk membuat lemang, ada beberapa bahan yang dibutuhkan, yaitu beras ketan, air santan kelapa sebagai campurannya, sedikit garam halus dan daun pisang sebagai pembungkus dan wadahnya adalah buluh bambu. Beras ketan akan dicampur dengan santan kemudian dimasukkan ke dalam sebuah buluh bambu yang telah disiapkan sebelumnya. Bambu tersebut akan dimasak dengan menggunakan bara kayu selama kurang lebih 3 jam agar masaknya merata. Setelah masak disajikan dengan cara bambu yang berisi lemang dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Lemang biasanya disajikan bersama dengan kolak durian yaitu campuran gula merah, santan dan durian yang dimasak menjadi satu yang bahasa setempat ada yang menyebutnya dengan sebutan “kince”. Konon, dahulu Ngelemang biasanya disajikan ketika ada sebuah acara besar saja seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, acara perkawinan serta acara-acara besar lainnya. Salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah budaya yang kaya dan beragam. Budaya Indonesia tidak hanya meliputi bahasa, tradisi, dan lainnya, tetapi juga terdiri dari berbagai budaya adat istiadat dan kebiasaan serta panganan khasnya atau kuliner secara turun temurun.

Festival sekala bekhak Lampung Barat

Bagian dari Rangkaian Kegiatan Festival Budaya Sekala Bekhak tahun 2023

Setelah pernah mengukir sejarah dan tercatat pada Museum Rekor Indonesia (Rekor Muri) pada tahun 2017 beberapa tahun silam, dengan predikat ngelemang terbanyak, saat itu setidaknya ada sebanyak 5.493 buah lemang dibuat secara massal oleh masyrakat yang dilangsungkan di Pekon Pura Jaya Kecamatan Kebun Tebu. Kini dalam rangkaian acara Festival Budaya Sekala Bekhak (FBSB) ke-9 tahun. Tahun 2023 kegiatan ngelemang dihelat kembali dengan menampilkan Ngelemang Bebakhong guna memeriahkan rangkaian acara Karisma Event Nusantara Festival Budaya Sekala Bekhak (FBSB) ke-9 tahun 2023 yang diinisiasi oleh Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disprapar) yang digelar cukup sukses (20/06/2023) beberapa waktu lalu, terbukti pesertanya cukup antusias, diikuti oleh perwakilan 16 Pekon dari 2 kecamatan yaitu Balik Bukit dan Batu Brak serta 2 kelurahan yaitu dari Way Mengaku dan Pasar Liwa. Tampak dihadiri langsung oleh Pj. Bupati Lampung Barat, Bapak Drs. Nukman, M.M,. dan juga Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Barat, Ibu Dra. Zelda Naturi Nukman, M.M., dan sejumlah Perangkat Daerah (PD) serta camat, lurah dan peratin, acara tersebut dipusatkan di pelataran Komplek Pemkab. Lampung Barat tepatnya di sebalah utara Masjid Agung Baiturahim Pemdakab. Lampung Barat, berseberangan dengan Kantor Disporapar Kab. Lampung Barat. Selain Ngelemang Bebakhong banyak rangkai acara lainnya dalam memeriahkan fesetival tersebut antara lain Festival  Kuliner "Sekala Bekhak Foodies", Coaching Clinic Kopi, Kuliner dan Fotografi, Festival Orkes Gambus, Festival Nyambai dan Pemilihan Muli Mekhanai, Tari "Sakura The Mask OF Nation" yang pada saat pembukaan dan penutupan di pusatkan di Gedung Lamban Budaya Pancasila.

Pj. Bupati Lampung Barat, Bapak Drs.Nukman, M.M. sedang memberikan kata sambutan
 dalam Festival Ngelemang Bebakhong 
 Didampingi oleh sejumlah kepala perangkat daerah (PD), para camat dan lurah

Dalam sambutannya Bapak Bupati menyambut baik dan sekaligus bangga akan adanya kegiatan ini karena mengajarkan akan pentingnya kerjasama dalam mengapai sesuatu tujuan bersama dan merupakan simbol kerukunan masyarakat. Dan beliau berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun dan mengapresiasi adanya kegiatan Ngelemang Bebakhong tidak hanya diadakan pada acara besar saja. “Jika dulu ngelemang ini dilakukan ketika saat ada perhelatan besar saja, namun saat ini kita lakukan sebagai perlombaan dari salah satu rangkaian FBSB ke-9 tahun 2023, "jelasnya.

Festival Nyambai
Foto bersama, saat menjelang tampil dalam lomba 'Festival Nyambai' antar Perangkat Daerah


Beliau juga berharap agar pada event-event lain bisa dilakukan sebagai ajang perlombaan antar peserta dengan melibatkan seluruh kecamatan guna pelestarian salah satu budaya yang merupakan kearifan lokal yang ada di Lampung Barat yang perlu dipertahankan. “Saya berharap kegiatan budaya ini kedepannya terus kita gelar, bahkan kalau bisa kita undang semua kecamatan yang ada di Lampung Barat untuk turut berpartisipasi memeriahkan acara FBSB,” harapnya.

Persiapan Pentas
Persiapan saat sebelum tampil dalam acara Festival Nyambai antar Perangkat Daerah

Lesson learned yang dapat dipetik dari Ngelemang Bebakhong, bahwa kegiatan tersebut kaya akan falsafah Gotong Royong. Falsafah Gotong Royong adalah sebuah budaya yang sangat lama di Indonesia. Falsafah ini mencerminkan kerja sama kolektif seperti yang terdapat di banyak budaya lokal di Indonesia. Gotong Royong dapat diterjemahkan sebagai “saling menolong”.Falsafah Gotong Royong berfokus pada kerjasama saling membantu sesama dalam kelompok atau komunitas yang telah ditentukan. Ia menekankan pada konsep bahwa “saya bisa membantu Anda dan Anda akan membantu saya.” Ini membawa kita kepada kesadaran bahwa jika kita mau saling membantu, maka kita akan berhasil bersama.Falsafah Gotong Royong adalah nilai yang berharga di masyarakat kita. Ia mempromosikan kerjasama kolektif dan mengajarkan kepada kita untuk bekerjasama dengan orang lain dan berbagi apa yang dimiliki. Ia juga mengingatkan kita bahwa kita yang dapat mencapai tujuan yang sukses. Falsafah Gotong Royong adalah sebuah konsep yang sangat berharga yang telah ada di Indonesia selama bertahun-tahun. Ia harus dihargai dan dipertahankan. Ia menekankan pada kerjasama kolektif dan juga pada nilai-nilai berbagi dan persatuan. Ia juga harus menjadi contoh yang baik bagi semua orang agar kita dapat mencapai keberhasilan bersama.

Disclaimer : Tulisan ini adalah opini/pendapat pribadi, persepsi dan asumsi penulis semata tanpa ada rujukan yang pasti dan terpercaya yang didapat dari berbagai sumber yang dirangkum dan diolah serta pantauan langsung dari lapangan, jika ada kata atau kalimat yang kurang pas mohon dimaklumi. Penulis tidak ada maksud lain selain ingin mengenalkan kepada publik terkait tradisi dan budaya yang merupakan kearifcn lokal yang tumbuh dan lestari yang ada di daerah ini.






Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017