ATMOSPHER BULAN RAMADHAN NUANSANYA SUDAH MULAI TERASA

Tak terasa sudah kita sekarang telah memasuki bulan Rajab yang artinya tak lama lagi kita akan menjumpai bulan Ramadhan, kini kita berada di bulan Rajab, kemudian sebentar lagi kita akan memasuki bulan Sya’ban setelah itu baru kemudian bulan Ramadhan yang kita tunggu-tunggu, hanya tinggal menghitung bulan dan hari saja, mudah2an kita semua diberikan Allah umur panjang, kesehatan dan rizki yang halal dan thoyib serta barokah agar dapat menjumpai bulan yang penuh rahmat tersebut, Amin Ya Rabbal Alamin. Dari sahabat Anas bin Malik berkata Rasulullah SAW jika telah memasuki bulan Rajab beliau banyak berdoa yang artinya : “Allahumma baarik lana fii Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadhan.” Yang artinya : “Ya Allah berikanlah keberkahan buat kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan). Rasanya baru saja kemarin kita menjumpai Ramadhan padahal hakikatnya sudah lama, hampir 1 tahun, bulan tersebut berlalu dari hadapan kita, kini seiring berjalannya waktu kita akan menjumpai kembali, insyaallah kira-kira 2 bulan-an lagi kita menemuinya bulan istimewa tersebut. Kemarin mungkin kita masih bersama-sama dengan keluarga besar kita, handai taulan, sanak kerabat kita merayakan Ramadhan bersama, namun saat ini mungkin diantara keluarga kita ada yang sudah tidak lagi bersama-sama diantara kita. Tidak selengkap seperti tahun yang lalu. Karena Allah SWT telah berkehendak lain, memanggil keribaanya. Tahun lalu kita masih bersenda gurau bersamanya namun sekarang tidak lagi terdengar canda tawanya. Ada sesuatu yang hilang, datang kemudian pergi, tiada ada yang kekal abadi di dunia ini, namun sejatinya waktu silih berganti, ada datang ada pergi, ada siang ada malam, ada hidup ada mati, begitulah Allah SWT menciptakan siklus yang saling berpasang-pasangan diantara satu sama lain, yang mutlak akan dilalui setiap manusia di alam dunia yang fana ini, yang sudah merupakan sunatullah dan takdir dari sang Pencipta dan Penguasa Jagat Semesta ini yaitu Allah SWT. Hari ini kita telah berada pada bulan Rajab 1433 H. Itu berarti kita telah memasuki bulan yang penuh dengan keutamaan, kemuliaan dan penghormatan. Bulan yang sangat tepat untuk memperbanyak ibadah dan istighfar guna memasuki bulan Sya'ban dan persiapan menyambut Ramadhan. Ibarat menanam tanaman, Rajab adalah bulan kita menanam benih-benihnya, Sya'ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang dikatakan oleh Al imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata, "Perumpamaan Rajab seperti angina, Sya'ban seperti awan (mendung)nya dan Ramadhan ibarat hujannya". Rajab tergolong salah satu dari Al Asyhurul Hurum, bulan-bulan penuh kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. Diantara kemuliaan yang ada di dalam bulan Rajab, adalah terkabulkannya doa-doa hamba di dalamnya, terutama pada malam pertamanya, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda yang artinya : "Lima malam, tidak akan ditolak doa-doa di dalamnya : awal malam bulan Rajab, malam nisfu Sya'ban, malam Jumat, Malam 'Idul Fithri dan malam an Nahr ('Idul Adha)". (HR. Ibnu 'Asakir) Rajab adalah bulan Allah Swt yang dituangkan di dalamnya rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah Saw bersabda (yang artinya): "Rajab bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan bulan umatku" (Hadits Mursal dari Al Hasan Al Bashri) Dengan berdasarkan hadits diatas, maka sebagian Ulama' menyebutkan bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan istilah 'Rajab Bulan Allah'. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini kita banyak bertaubat kepada-nya, kembali kepada-Nya dan meminta maaf sepenuh hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepada-Nya. Sedangkan Sya'ban sebagai bulan Nabi Muhammad Saw, maka sepantasnya dan layak untuk kita memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau Saw di bulan itu. Adapun Ramadhan seperti kita ketahui adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al Quran, maka hendaknya seorang hamba mengisi waktunya selama Ramadhan dengan banyak membaca Al Quran disamping ibadah-ibadah yang lain. Dalam kitab An Nafahat An Nuraniyyah, Syeikh Yusuf Khatthar menyebutkan bahwa bulan memiliki 14 nama, dan banyaknya nama tersebut cukuplah menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya. Nama-nama tersebut adalah : Rajab, Syahrullah (bulan Allah), Rajab Mudhar, Munshilul Asinnah, Al Ashom, Al Ashob, Munaffis, Muthahhir, Ma'alla, Muqim, Harim, muqasyqisy, Mubarri' dan Fard. Selain istighfar, ibadah yang dianjurkan dilakukan di bulan Rajab adalah berpuasa, sekalipun tidak ada hadits khusus yang menyebutkan tentang keutamaan puasa di bulan Rajab ini secara khusus. Tetapi sudah termasuk dalam keumuman sunnahnya berpuasa pada Al Asyhurul Hurum, sebab Rajab termasuk Al Asyhurul Hurum. Diriwayatkan dari 'Urwah dia bertanya kepada Abdullah bin Umar, "Apakah Rasulullah Saw berpuasa di bulan Rajab?", Ibnu Umar menjawab, "Benar dan beliau saw memuliakannya" (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah). Paling sedikit puasa di bulan Rajab satu hari, yakni di hari pertama. Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya, hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah Al-Bahiliyah dari ayahnya , Rasulullah Bersabda,(yang artinya): “Berpuasalah kalian pada bulan-bulan haram atau tinggalkan (puasa).” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Sedangkan kita sudah mengetahui bahwa Rajab termasuk bulan-bulan haram (Al Asyhurul Hurum). Maka hadits tersebut diatas secara umum juga menunjukkan kesunnahan puasa di bulan Rajab. Diriwayatkan pula dari Abu Qilabah, seorang pembesar Tabi’in, beliau berkata, “Di surga terdapat sebuat istana yang diperuntukkan bagi orang-orang yang puasa di bulan Rajab”. Perihal Abu Qilabah, Imam Baihaqi berkata, “Beliau adalah pembesar Tabi’in, tidaklah beliau menyampaikan sesuatu kecuali karena mendengar generasi diatasnya (para sahabat)”. Maka dari itu tersebutlah beberapa ulama salaf yang melakukan puasa Rajab sebulan penuh seperti Imam Abdullah bin Umar, Hasan Al Bashri, Abu Ishaq As Sabi’iy dan lainnya. Lain lagi dengan Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Sa’id Al Anshori beliau tidak menyukai berpuasa sebulan penuh dalam Rajab karena ada keterangan dari sahabat Abdullah bin Abbas bahwa beliau tidak senang jika Rajab dipakai puasa sebulan penuh. Oleh karenanya untuk menghindari hal tersebut, kata Imam Ahmad bin Hambal : “Hendaknya seseorang tidak puasa satu atau dua hari di bulan Rajab”. Hal ini rupanya sejalan dengan pendapat Imam Asy Syafi’I, beliau berkata : “Aku tidak suka jika seseorang berpuasa sebulan penuh seperti dia berpuasa Ramadhan. Alasannya adalah jangan sampai perbuatannya tadi diikuti oleh masyarakat awam (yang jahil) sehingga dikhawatirkan mereka akan menyangka bahwa hal itu hukumnya wajib. Dan akan hilang kemakruhan mengkhususkan Rajab dengan puasa tersebut, jika digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti berpuasa Rajab sebulan penuh dan dilanjutkan dengan puasa Sya’ban. (maka yang demikian tidaklah makruh)”. Hadist lain yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab, antara lain, Imam Ath-Thabarani meriwayatkan dari Sa’id bin Rasyid, Rasulullah SAW bersabda, (yang artinya): “Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab, laksana ia puasa setahun. Bila berpuasa tujuh hari, ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahannam. Bila berpuasa delapan hari, dibukakan untuknya delapan pintu surga. Bila berpuasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya…” Meski begitu, menurut Imam Suyuthi dalam al-Haawi lil Fataawi, hampir semua hadist tentang puasa Rajab tersebut berstatus Dha’if (kurang kuat). Akan tetapi hadits dha’if sebagaimana disepakati Ulama ahli hadits, dapat digunakan untuk memotivasi diri dalam fadhailul A’mal (mengerjakan amal-amal kebajikan), selagi tidak terlalu berat ke-dha’ifan-nya atau tidak ada dalam sanadnya seorang rawi yang suka berdusta atau dituduh suka berdusta. Bulan Ramadhan Tentunya sebagai orang yang beriman kita sangat suka cinta mengelu-elukannya serta menanti-nantikan kedatangannya. Bulan Ramadhan sangatlah ditunggu oleh umat Islam seantero jagat, karena pada bulan itu merupakan bulan penuh berkah, bulan yang sangat berharga yang bernilai seribu bulan, semua ibadah pada bulan itu dilipatgandakan oleh Allah SWT, setan dibelenggu, pintu surga dibuka luas-luas dan pintu neraka ditutup, diampunkan segala dosa yang telah lalu. Tidurnya orang berpuasa di bulan itu saja sudah mendapat pahala, apalagi bila diisi dengan aktivitas-aktivitas amaliah lain yang bermanfaat, pastilah tak terhingga sekali ganjarannya. Sebagai umat muslim tentunya banyak hal-hal yang akan kita persiapkan segala sesuatunya dalam rangka menyambut bulan yang penuh berkah tersebut dengan cara menghidupkan kembali sunah-sunahnya. Hadisth-hadisth mengenai puasa ramadhan yang Sahih dari Bukhari dan Sahih Muslim Keistimewaan bulan Ramadhan Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila tiba bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu.” Diriwayatkan oleh Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda, “Sesungguhnya di dalam Syurga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk bersama mereka seorangpun selain mereka. Kelak akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya.” Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. katanya : Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan keredhaan Allah SWT, akan diampunkan segala dosa yang telah lalu.” Diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda,”Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.” PUASA RAMADHAN (Dipetik dari Kitab Tuntutan Ibadah : Perukunan Ibadah Sepanjang Zaman oleh As-Shaikh Ali b. Abdullah) Artinya: Menahan diri dari makan dan minum atau apa-apa jua yang boleh membatalkan puasa, sepanjang hari mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dalam sebulan bulan Ramadhan. Perintah wajib puasa turun pada bulan Sya'ban Tahun 2 Hijrah Dalilnya : Perintah wajib puasa : Surah Al-Baqarah Ayat 183: Artinya, “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atasmu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, supaya kamu menjadi orang yang bertaqwa.” Yang wajib berpuasa : 1) Islam 2) Mukalaf 3) Berkuasa/Mampu untuk berpuasa, tidak uzur 4) Telah melihat anak bulan Ramadhan atau mensabitkan bulan Ramadhan dengan menggenapkan bulan Sya'ban 30 hari. Syah Puasa: 1) Beragama Islam sahaja, lelaki, perempuan dan kanak-kanak yang telah mumaiyyiz. 2) Suci dari haid dan nifas. 3) Sempurna akal fikirannya sepanjang hari itu. 4) Bukan pada hari yang tidak sah puasa contoh Hari Raya Puasa, Hari Raya Haji dan Hari Syak (30hb Sya'ban). Rukun Puasa : 1) Niat, di waktu malam mulai selepas Maghrib sampai sebelum terbit fajar. 2) Meninggalkan semua perkara-perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Hal-hal yang membatalkan Puasa antara lain : 1) Memasukkan benda/sesuatu ke dalam jauh rongga seperti mulut, hidung, telinga, atau lubang-lubang kemaluan dengan sengaja. 2) Muntah dengan sengaja. 3) Mengeluarkan mani dengan sengaja. 4) Haid atau nifas. 5) Bersetubuh di siang hari (selain membatalkan puasa ia juga ada hukum tersendiri iaitu diwajibkan membayar kifarah). 6) Murtad (keluar dari Islam). 7) Gila (hilang akal). Larangan puasa: Yaitu perkara-perkara yang membatalkan pahala puasa, maknanya berpuasa tidak mendapat apa-apa pahala kecuali lapar dan dahaga (puasa yang sia-sia). 1) Berdusta, berbohong. 2) Mengumpat, mengatai orang. 3) Membuat sesuatu yang boleh mendatangkan permusuhan. 4) Melihat benda-benda yang mendatangkan keinginan. 5) Marah. Rasulullah s.a.w. bersabda: Artinya : "Barangsiapa yang tidak meninggalkan cakap dusta (batil) dan perbuatannya, maka Allah tidak berhajat padanya dalam meninggalkan makan minumnya". (Hadis Riwayat Muslim) Bermaksud: "Bukan dinamakan puasa bila hanya sekadar menahan makan dan minum, tetapi puasa yang sungguh-sungguh itu adalah menahan diri dari percakapan yang tidak ada gunanya dan kata-kata yang keji". (Hadis menurut Sahih Muslim) Sunat-sunat Puasa : 1) Menyegerakan berbuka puasa apabila telah yakin waktu berbuka. Rasulullah s.a.w. bersabda: Bermaksud: "Allah berfiman: Hambaku yang lebih Aku cintai adalah mereka yang menyegerakan berbuka". 2) Makan sahur walaupun sedikit. Rasulullah s.a.w. bersabda: Bermaksud: "Makan sahur itu berkat, oleh kerana itu jangan kamu tinggalkan, walau hanya sekadar meneguk seteguk air, kerana Allah merahmati orang-orang yang makan sahur dan malaikat mendoakannya". 3) Melambatkan makan sahur yaitu lepas daripada tengah malam dan sebelum waktu imsak. 4) Berbuka dengan buah kurma atau benda-benda yang manis. 5) Memperbanyakkan membaca Al-Quran. 6) Memperbanyakkan sedekah. 7) Beriktikaf siang hari dalam masjid. 8) Menghadiri majelis-majlis ilmu. 9) Menyediakan makanan untuk berbuka untuk orang-orang berpuasa. 10) Jangan bersugi setelah tergelincir matahari ke arah barat sehingga terbenamnya matahari kerana boleh memakruhkan puasa. Golongan Yang Harus (Dibenarkan) Berbuka Puasa: 1) Orang yang di dalam (perjalanan - musafir), tetapi wajib di qada'. 2) Orang sakit, wajib di qada'. 3) Ibu yang menyusukan anak, jika takut mudharat bagi dirinya, maka wajib qada' dan jika takut mudharat bagi anaknya maka wajib qada' dan fidyah. Bacaan Niat Puasa: 1) Lafaz niat puasa Fardhu Ramadhan "Sahaja aku berpuasa esok hari menunaikan Fardhu Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala". Bacaan Hendak Berbuka Puasa: "Ya Tuhanku, keranaMu jua aku berpuasa, dan denganMu aku beriman dan di atas rezekiMu aku berbuka dengan belas kasihMu Ya Allah Ya Amat Mengasihi". ( Petikan dari Risalah Siri (11) : Sembahyang Tarawih, Terbitan Bahagian Agama, Jabatan Perdana Menteri (1981) - Cetakan Ketiga) SHALAT TARAWIH 1. Hukum Shalat Sunah Tarawih: a) Hukumnya sunat muakkad (yang sangat dituntut) bagi dikerjakan oleh orang-orang Islam lelaki dan perempuan pada tiap-tiap malam bulan Ramadhan baik secara perseorangan atau berjama’ah. b) Sunnat dikerjakan di masjid, surau dan lain-lain tempat shalat orang-orang Islam. 2. Waktu Shalat Tarawih: Waktu shalat Tarawih ini ialah selepas menunaikan shalat Fardhu Isya'. 3. Rakaat Shalat Tarawih: a) Pada umumnya masyarakat Islam di Malaysia mendirikan shalat Tarawih ini sebanyak 20 rakaat, tetapi ada juga yang hanya menunaikan sekadar 8 rakaat saja. b) Pada zaman Rasulullah s.a.w. sembahyang Tarawih dikerjakan sebanyak 8 rakaat saja supaya tidak menimbulkan sesuatu keberatan. c) Pada zaman Khalifah Umar bin Al-Khattab pula beliau menambah lagi menjadikan 20 rakaat kerana beliau berpendapat bahawa orang-orang Islam pada zamannya itu tidak keberatan lagi menunaikan sembahyang sebanyak itu. d) Shalat Terawih hendaklah ditunaikan dua rakaat, pada tiap-tiap satu kali takbiratul-ihram kemudiannya dilakukan lagi sehingga genap rakaat yang dikehendaki. 4. Lafaz Niat Sembahyang Tarawih: Bermaksud: niat di dalam hati sahaja aku sembahyang Tarawih dua rakaat ma'mum kerana Allah Taala 5. Rukun Sembahyang Tarawih Rukun shalat sunat Tarawih ini sama sahaja dengan rukun sembahyang yang lain juga. SHALAT SUNAH WITR 1. Shalat Sunat Witr a) Menurut kebiasaan umum orang-orang Islam di Malaysia menunaikan sembahyang Witr selepas shalat sunat Tarawih ini sebanyak 3 rakaat. Sunat Witr ini ditunaikan secara berjemaah. b) Salam selepas dua rakaat yang pertama. c) Niat shalat sunat Witr i- bagi dua rakaat yang pertama : Bermaksud: niat didalam hati shalat Witr dua rakaat ma'mum kerana Allah Ta'ala. ii- bagi rakaat yang akhir: Bermaksud: niat didalam hati shalat Witr satu rakaat ma'mum kerana Allah Ta'ala. d) Pada malam 16 hingga akhir Ramadhan adalah sunat dibaca [doa] Qunut pada rakaat yang akhir. Lafaz Qunut di sini sama juga dengan lafaz Qunut shalat Subuh. Dan jika tidak membaca Qunut ini adalah disunatkan Sujud Sahwi. Akhlaq sewaktu berpuasa Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila seseorang daripada kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah bercakap tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata: Sesungguhnya hari ini aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Barangsiapa yang tidak meninggalkan percakapan bohong dan perbuatan tidak baik, Allah tidak inginkan tindakannya menahan diri dari makan dan minum (yakni Allah tidak menerima puasanya) Anjuran Bangun Malam untuk Makan Sahur dan Menyegerakan Berbuka Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda, “Hendaklah kamu bersahur karena di dalam bersahur itu ada keberkatannya Kelebihan menyegerakan berbuka Diriwayatkan daripada Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Seseorang itu sentiasa berada di dalam kebaikan selagi mereka selalu menyegerakan berbuka puasa Keistimewaan Shalat sunah Tarawih dalam bulan Ramadhan Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya: Saya telah mendengar sabda Rasulullah s.a.w. mengenai Ramadhan: Barangsiapa yang mendirikan shalat (Tarawih) dalam bulan itu dengan penuh keimanan dan mengharapkan keredhaan Allah, akan diampunkan segala dosa yang dilakukannya sebelum itu Anjuran menggalakan untuk mencari Lailatulqadar Diriwayatkan oleha Saidatina Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Carilah Lailatulqadar pada sepuluh hari yang terakir di bulan Ramadan Ganjaran untuk amalan yang dilakukan pada malam Lailatulqadar Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa yang mendirikan sembahyang pada malam Lailatulqadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan keredhaan Allah, maka akan diampunkan segala dosa yang dilakukannya sebelum itu Beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan Diriwayatkan oleh Saidatina Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w biasanya beriktikaf pada sepuluh hari yang terakhir dalam bulan Ramadan Menambahkan amal ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadan Diriwayatkan oleh Saidatina Aisyah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bermujahadah pada sepuluh hari yang terakhir bulan Ramadhan tidak seperti bulan-bulan lain. Makan dan minum kerana terlupa tidak membatalkan puasa Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa yang terlupa sedangkan dia berpuasa, lalu dia makan atau minum, hendaklah dia terus menyempurnakan puasanya kerana dia telah diberi makan dan minum oleh Allah. Tidak batal puasa orang yang bangkit dari tidur di waktu pagi dalam keadaan berjunub, dalilnya seperti diriwayatkan daripada Aisyah dan Ummu Salamah r.a, kedua-duanya berkata: “Nabi s.a.w bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari mimpi kemudian meneruskan puasa.” Janganlah berpuasa sehari dua sebelum Ramadhan, diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: “Janganlah kamu berpuasa sehari atau dua hari sebelum tiba bulan Ramadan melainkan orang yang biasa berpuasa dengan puasa yang tertentu maka bolehlah dia berpuasa.” Wallahu a’lam bishawab. Sumber_dipetik_dari: http://groups.google.com.my/group/sinarislam/browse_thread/thread/c10956c230705158/97abd97488f595d4?lnk=gst&q=terawih#97abd97488f595d4 http://madinatulilmi.com/index.php?prm=posting&kat=1&var=detail&id=82

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017