Tadabbur Alam ke Air Terjun Kubu Perahu


Berpetualang ke Air Terjun Kubu Perahu (waterfall Kubu Perahu)
Cerita ini aku tulis berdasarkan pengalaman ketika bertamasya ke Air Terjun Kubu Perahu 4 tahun silam, dengan berkelompok (rombongan) bersama rekan-rekan sekitar 80-an orang namun pengalaman itu masih membekas karena sangat berkesan mendalam serasa baru saja kemarin berada disana. Kenangan itu tidak hanya terbayang jelas diingantanku tapi juga melekat erat di hati.
Air Terjun Kubu Perahu merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang berada di sebelah selatan kota liwa, Kabupaten Lam-Bar, yang sangat menarik untuk dikunjungi. Mengapa aku tertarik untuk menceritakan kembali disini? Sebab sekedar berbagi informasi dan cerita, mungkin masyarakat Lam-Bar sendiri belum banyak yang tahu akan keindahan magnificent view (panorama yang sangat indah) and rock scenery (pemandangan dengan hamparan bebatuan) disana sehingga bisa menjadi inspirasi alternatif pilihan bagi yang sedang merencanakan liburan ke obyek wisata yang ada di Kabupaten ini.
Butuh Kekuatan Fisik yang Prima
Untuk mencapai Air Terjun Kubu Perahu membutuhkan waktu dan usaha ektra keras. Mengapa? Pasalnya untuk menuju kesana membutuhkan waktu kira-kira 3 jam perjalanan dengan berjalan kaki. Tidak saja hanya mengandalkan kemampuan dan niat yang keras tapi juga harus ditopang dengan kesehatan baik fisik dan mental yang prima sebab medan yang ditempuh merupakan tantangan tersendiri. Medan yang berat, berliku dan terkadang harus menyeberangi beberapa sungai, dan belum lagi jalan yang terjal mewarnai medan yang hendak dilalui. Sangat cocok sekali bagi jiwa-jiwa muda dinamis, energik yang suka berpetualang di alam bebas dan penuh beragam tantangan.
Baru Sempat ditulis Sekarang
Cerita ini merupakan diary perjalanan. Awalnya aku tulis via handphone (hp), maklum aku belum mampu untuk membeli sebuah PC (personal computer ) sendiri. Ada sih keinginan untuk membeli komputer sendiri namun karena masih banyak kebutuhan yang lebih prioritas, sehingga aku pending dulu keinginanku. Tak pelak lagi, aku menulis dari hp terlebih dahulu, lantas aku ketik ulang ke Komputer di kantor, itu juga kalau lagi tak ada kerjaan. Malah terkadang aku lebih sering pergi ke rentalan komputer. Kemudian aku simpan di flashdisk (media penyimpanan external), terakhir baru ke warnet untuk menguploadnya ke blogku. Sebenarnya bisa saja dari hp via e-mail melalui moblog (mobile blogger) langsung kirim ke Mail-to-Blogger, lalu tinggal publish ke blogku lebih praktis bukan? Namun kapasitas hp untuk mengetik sangat terbatas, hanya bebara ratus karakter saja (sekitar 1024 KB atau 1 MB saja). So, tak ayal lagi, aku lebih memilih melalu komputer walau harus ke rentalan komputer dulu. Menulis berita bukan monopoli jurnalis saja. Siapa saja boleh menulis, lagi pula sudah cukup lama dikenal dengan istilah citizen journalism, jurnalisme yang dilakukan oleh warga Negara yang tak harus berprofesi sebagai jurnalis. Menulis merupakan terapi yang baik bagi kesehatan emosi. Kita bisa berbagi (sharing) pengetahuan dan informasi. Tapi bukanlah berarti kemampuan menulisku sudah 'mumpuni'. Aku akui sendiri tulisanku masih jauh dari sempurna, sistematikan penulisan tidak sistematis dan belum memenuhi unsur-unsur 5W 1H dan kaidah baku bahasa jurnalistik, gaya bahasa yang aku pakai tak jelas masih mencari-cari karakter dan format tersendiri, bahasanya kurang lugas sehingga informasi yang hendak disampaikan bahkan mungkin tak mengena sasaran dan tak sampai ke komunikan. Maklum saja background pendidikan ku bukanalah dari Fakultas atau Jurusan Ilmu Komunikasi atau prodi (program studi) broadcasting, prodi jurnalistik atau Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia. Jadi aku hanya otodidak saja seperti air mengalir. Meskipun begitu aku tetap memberanikan diri untuk menulisnya disini. Seperti orang bijak berkata, " Aku menulis bukan karena aku memahami dunia melainkan karena aku tak memahaminya," ujar Geral Murnane


Memulai Petualangan ke Air Terjun Kubu Perahu (waterfall Kubu Perahu)
Pagi itu kami bersama rombongan dengan dipandu pemandu yang berpengalaman dan pimpinan romongan untuk memulai perjalanan. Dari shelter satu ke tempat berikutnya kami tempuh. Dengan diselingi dengan beristirahat seperlunya, kamipun rehat sejenak. Untuk menghilangkan dahaga dan rasa lelah serta penat kami mencoba mencicipi minum dan makanan, bekal kami yang kami bawa. Setelah rehat sejenak untuk penjelajahan selanjutnya, rombongan meneruskan kembali perjalanan. Air Kubu Perahu itu cukup jauh dari keramaian. Jalan menuju ke tempat sana semakin lama semakin menyempit dan buruk. Di kiri kanan jalan penuh dengan hutan, suara binatang hutan menegakkan bulu roma. Sungai demi sungai kami seberangi, jalan setapak dan terjal serta mendaki kami arungi, serta hutan demi hutan kami jelajahi. Akhirnya tibalah kami ke tempat tujuan yang dinantikan.
Pesona Tersembunyi
Dengan rasa takjub serta kagum atas pesona keindahan alam ciptaan Allah SWT, kami 'mentadaburinya'. Air terjun disini cukup menawan, menorehkan sejuta kesan yang mendal. "Sungguh sebuah maha karya alam ciptaan Allah SWT yang sangat indah," decakku kagum. Hawa udara yang dingin dan sejuk, lingkungannya yang masih asri, air yang tumpah dari ketinggian meluncur ke bawah, menawarkan pesona alam nan indah permai kepada pengujung yang datang ke lokasi itu. Air terjun sepapa kiri demikian orang menyebutnya. Dengan tanpa dikomandoi pemandu lagi, rombongan seperti tau apa yang harus mereka lakukan disana, dengan tertib kami segera mendekatai air terjun, ada yang mandi, menyelam, berenang ada juga yang sekedar berphoto-photo dan aktivitas-aktivitas lainya yang tidak merusak alam dan lingkungannya. Ada yang mencari bebatuan yang beragam warnanya yang berserakan dimana-mana di dasar air. Air Terjun Kubu Perahu memiliki ketinggian kurang lebih berkisar 25 meter (itu perkiraan penulis karena memang ada yang lebih berkompeten dalam hal ini) terletak di pekon Kubu Perahu. Ciri khas air terjun ini adalah tidak bertingkat-tingkat namun luas dan sangat lebar ada sekitar 8 meteran kurang lebih. Airnya sangat jernih karena berasal dari sumber mata air pegunungan dan langsung jatuh mengalir ke arah aliran-aliran sungai. Disekitarnya terdapat hamparan bebatuan besar berwarna hitam, yang besarnya beragam dari yang kecil hingga sebesar rumah juga ada dan ekosistem hutan yang terjaga dan terpelihara asri dan masih perawan. Hutan tropis yang berspecies heterogen dan termasuk dalam kategori Tropical Rain Forest of Sumatera yang merupakan warisan dunia.
Setelah puas menikmati keindahan alam, tak terasa sudah sekitar 2 jam-an lebih kami rombongan berada disana. Menjelang waktu zuhur kami pun shalat, ada yang berjama’ah dan ada pula yang sendiri-sendiri. Di batu-batu besar yang cukup bersih kami jadikan sebagai tempat menaruh sajadah. Untuk shalat berjama’ah semua tentu tempatnya tak memungkinkan. Usai zuhur kami rombongan siap bergegas kembali untuk pulang dengan tetap di pandu oleh pemandu dan pemimpin rombongan masing-masing, agar tak terpisah dari anggota lainnya. Alhamdulillah dalam perjalanan pulang kami pun tidak mengalami kendala yang berarti dan tiba dengan selamat tak kurang suatu apapun tanpa ada yang mengalami kecelakaan atau tersesat.
Paru-Parunya Dunia
Air Terjun Kubu Perahu merupakan kawasan yang baik untuk dikembangkan menjadi obyek pariwisata di daerah ini namun yang menjadi kendala utama adalah bahwasan Air Terjun tersebut berada di kawasan Hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Wilayah II Lampung Barat. Mungkin itu yang menjadi alasan utama Air Terjun tersebut masih asri dan perawan belum tersentuh modernisasi. Itulah sebabnya mengapa pemda setempat juga tak mengundang investor dan tak membuatkan jalanan umum agar dapat dilalui kendaraan baik roda 2 maupun 4 dan dan tak mengundang investor untuk menginvestasikan modalnya untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi obyek pariwisata. Belum lagi dalam menghadapi ancaman global warming (pemanasan global), tentu siap-siap saja untuk menuai protes dari dari masyarakat international baik NGO (non government organization) serta LSM (lembaga swadaya masyarakat) dalam negeri yang konsen dan intens peduli terhadap lingkungan hidup. Seperti diketahui Hutan Indonesia merupakan hutan tropis merupakan paru-parunya dunia jadi perlu dijaga dan dilestarikan. Pemerintah pusat dan DPR RI memang perlu harus berhati-hati memberikan ijin pengalihan hutan lindung menjadi sarana umum. Pasalnya dalam jangka panjang dikhawatirkan berdampak negatif menimbulkan bencana alam. Sebab sejak awal hutan dilestarikan adalah untuk menjaga ekosistem dan habitat yang yang berada di dalamnya. Melestarikan lingkungan hidup berarti menjaga segala tatanan kehidupan dengan baik sehingga tercipta suasana yang harmonis baik antara manusia maupun dengan alam sekitarnya. Agar hal itu tercipta diperlukan kesadaran manusia akan pentingnya kehidupan sebab manusia tanpa lingkungan baik hanya akan melahirkan manusia-manusia yang bermental tidak baik dan kalau sudah begitu tinggal menunggu azab dari Allah SWT. Masyarakat Lambar umumnya dan Kubu Perahu khusunya tentunya harus berbangga sebab dianugerahi Allah SWT dengan kekayaan alam nan indah permai yang sukar di temui ditempat lain.
Air Terjun lainya
Selain air terjun Kubu Perahu, di kabupaten ini masih banyak juga terdapat air terjun lainnya, antara lain : air terjun Kubu Batu, Umbul Batu, Sepuga, Sepapa Kanan dan Sepapa Kiri dan Pura Jaya. Umumnya wisatawan lokal yang sering mengunjungi kesana. Lebih-lebih dihari libur, mereka biasanya berkelompok karena rute yang dilalui melewati hutan lindung TNBBS dalam kawasan Register-45 dan membutuhkan guide sebagai penunjuk jalan. Memang ada rambu-rambu rute penanda jalan untuk menuju kesana. Map (peta) lokasi atau peta topografi, kompas, GPS, tembakau untuk mengatasi lintah (pacet), sepatu boots, sepatu tracking, sandal gunung, harus disiapkan untuk menuju ke sana agar perjalanan menjadi aman dan nyaman. Namun saat cerita ini ditulis, penulis belum sempat mendokumentasikan gambar air terjunnya (air terjun kubu perahu).Mungkin lain waktu.Trims

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017