LIBURAN AKHIR PEKAN


Pagi itu suasana di komplek perumahan kami tak seperti biasanya mendadak lengang, belum tampak ada aktivitas kendaraan yang lalu lalang di jalanan gang depan rumah kami bahkan anak-anak kecil, bayi-bayi belum terlihat keluar bermain yang biasanya ditemani dan dimomong oleh para pengasuhnya. Sembari menyuapi bayi dan anak kecil batita (bawah satu tahun) milik majikan mereka. Dengan dinaikan di kereta dorong (baby walker) atau sepeda dorong yang dirancang khusus untuk anak. Atau yang sekedar menjemur bayi di sinar mentari pagi. Pagi itu semuanya belum tampak terlihat. Para pegawai nampaknya juga belum ada yang beranjak untuk berangkat kerja. Demikian halnya di dalam rumah tempat tinggal kami juga belum ada aktivitas yang berarti. Para penghuninya baik aku, istri dan anakku masih bermalas-malasan ria untuk bangun. Bukan karena ada sesuatu yang surprise (mengejutkan) melainkan hari itu adalah hari libur akhir pekan (weekend holidays ).
Menjelang liburan akhir pekan, kerap kali kami menghabiskan waktu dengan mengajak anak kami bermain ke lapangan pemda yang tak jauh dari tempat tinggal kami yang kira-kira berjarak 100 m, memang tempat tersebut menjadi pilihan favorit kami sekeluarga. Lazimnya kalau tidak pada pagi hari atau sore hari kami pasti melewatkan waktu kesana. Belum pernah kami mengajak anak pergi liburan tamasya (picnic) ke tempat-tempat tujuan wisata (tourism destination) yang berada di daerah ini. Antara lain yang terkenal adalah Danau Ranau, Seminung Lumbok Resort dengan Hotel & Cottage serta restaurantnya dan panaroma danau dan Gunung Seminungnya, Pantai Jukung di Krui, Surfing (berselancar) di Pantai Pesisir Selatan yang terkenal ombaknya besar dan pemandangan alamnya yang sangat eksotis, Rest Area dengan panorama bukit barisannya, Gunung Pesagi dengan wisata pendakiannya. Wisata Arung Jeram yang menantang adrenalin, Air Terjun Kubu Perahu (water fall) dan tempat-tempat daerah tujuan wisata lainnya yang berada di daerah kami.
Mengapa kami menjatuhkan pilihan hanya ke lapangan yang dekat dengan tempat tinggal? Mungkin jawabnya klasik semua ini kami lakukan karna pertimbangan perjalanannya jauh memakan waktu berkisar 25 hingga 40 menit dari tempat tinggal kami, hemat tak mengelurkan ongkos atau biaya yang besar bahkan gratis lebih-lebih bila akhir bulan (bulan tua) sangat cocok bagi kocek kami, serta aman dan nyaman. Namun yang menjadi pertimbangan utamanya adalah karena anak kami yang masih kecil baru berusia 1,5 tahun. Lagi pula kami hanya memiliki kendaraan motor dan belum mampu untuk membeli kendaraan roda empat, tentu sangatlah repot bila berwisata jauh.
Ada Apa di Lapangan Pemda? (AAdLP)
Tak kalah menariknya di lapangan pemda kita bisa bermain bola kaki, tenis lapangan out door, tennis meja, badminton (in door di GSG) dan panjat dinding (climbing wall), yang tiap pagi dan sore saat liburan kerap dijadikan ajang latihan baik pemula maupun profesional yang menambah semaraknya suasana the weekend holidays. Para pedagang makanan sepertinya tak mau ketinggalan memanfaatkan peluang usaha, mulai dari Pedagang Bakso, Mie Ayam, Siomay, Minuman serta pedagang mainan anak-anak dan pedagang-pedagang lainnya tumpah ruah turut menambah meriahnya suasana pagi dan sore akhir pekan disana. Banyak masyarakat sekitar mengajak anak mereka baik orang tua, muda untuk sekedar jalan-jalan ngabuburit (sight seeing,) nonton anak-anak yunior maupun senior berlatih bola, jogging, marathon bahkan tempat berpacaran para muda mudi. Tak demikian bila berada di rumah sendiri yang sempit dan sumpek dengan halaman yang luasnya terbatas. Namun kami masih patut bersyukur kepada Allah SWT karena masih memiliki rumah yang disediakan oleh pemda walau sifatnya hanya hak pakai sementara. Diluar sana masih banyak teman-temanku yang masih mengontrak rumah atau kos. Oleh karenanya kami memilih lapangan yang dekat-dekat saja biar ekonomis mengambil paket hemat (pahe). Maklumlah ditempatku tak ada arena khusus bermain untuk anak-anak.
Komplek Perkantoran Modern
Arena bermain yang lumayan mengasyikkan walau jauh dari kesan representatif yang memanglah bukan diperuntukkan bagi tempat bermain anak-anak tapi sebuah komplek perkantoran modern dengan segala aktivitas didalamnya dengan Gedung-gedung Perkantoran yang megah dan tertata rapi serta apik dengan jalan dua jalur disisi kiri dan kanannya serta median jalan dihiasi taman dan ditumbuhi pepohonan penghijauan yang rindang dan menjulang tinggi yang telah berumur, mungkin seusia dengan hari jadi Kabupaten tersebut. Dilengkapi juga dengan fasilitas olah raga. GSG dan fasilitas penunjang lainnya. Tak jauh dari sana tampak panorama Gunung Pesagi yang terkenal itu.
Kerap di Jadikan Arena Balap Liar
Akhir-akhir ini acap kali di Komplek Pemda dikotori oleh oknum-oknum sekelompok Pemuda ABG (anak baru gede) usia sekolah melakukan kegiatan konyol tak senonoh he..he maksudnya tak terpuji. Mereka menjadikan jalan disepanjang jalur dua komplek pemda itu sebagai ajang kebut-kebutan motor (balapan liar) yang kerap mengganggu pengguna jalan lain yang melintas disana. Meskipun sering kali memakan korban jiwa tapi seperti tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku crosser liar malah semakin menggila saja, bahkan baik di pagi hari (umumnya saat liburan akhir pekan) maupun malam hari (sehabis isyak) sering mereka melakukan balapan liar kembali. Dengan tidak dilengkapi perlengkapan pengaman khusus misal helm standar, sarung tangan, pelindung badan serta kaki mereka dengan asyiknya memacu kendaraan secara ugal-ugalan yang kerap mengganggu bagi pengguna kendaraan lain yang hendak melintas disana. Terbukti suara yang ditimbulkan dari knalpot kendaraan membuat gaduh serta bising dan memekakkan telinga hingga terdengar oleh penghuni perumahan barak di sekitarnya. Untunglah akhir-akhir ini pihak berwajib (Polri) telah melakukan upaya pengamanan preventif dengan melakukan patroli rutin pada sore hari di jalan yang dijadikan arena balap liar tersebut. Ternyata membuahkan hasil, sekarang tak terlihat kembali adanya balapan liar.
Baru Bisa Berjalan
Anakku usianya baru 1,5 tahun namanya Abdullah Hamas Rifai dan baru saja beberapa hari yang lalu bisa berjalan, tentu diusianya ini lagi senang-senangnya bermain. Seperti tak mengenal capek dan lelah, anakku berjalan kesana kemari sepuas hatinya mengitari lapangan di depan kantor pemda, terkadang kami membawakan bola agar merangsangnya untuk mengejar bola dan berlari. Walau belum begitu lancar berjalan masih terbata-bata jalannya, tak ayal lagi sesekali ia jatuh sesungutan dan bangun namun tetap tak jera "kapok" malah terlihat senang, riang serta gembira dan begitulah seterusnya. Terlihat dari pancaran rona wajahnya yang seperti tak mengenal lelah ia terus melangkahkan kakinya menurut insting (naluri) dan intuisi-nya (bisikan hati). Ketika hari hampir petang mendekati magrib, pemandangan tampak indah permai matahari di upuk Barat mengeluarkan rona kemerahan pertanda hari menjelang malam, kamipun beranjak pulang ke peraduan kami. Tamat Kembali ke Facebook rega

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017