Mengisi Waktu Liburan

Cerita Fiksi (khayalan)

mengisi waktu liburan


Semua orang tentu berbeda-beda cara dan kebiasaan dalam mengisi liburannya, ada yang bertamasya, piknik, pergi ke tempat hiburan ke gunung, pantai, tempat-tempat hiburan dan tempat menarik lainnya bahkan bukan mustahil ada yang mencari kesibukan di rumah saja. Tak berbeda dengan kami, dalam mengisi liburan tahun Baru Islam 1 Muharam 1434 Hijriyah tahun ini kami isi dengan berbagai rencana. Kebetulan Tahun Baru Islam kemarin kami mendapatkan liburan selama 1 hari plus cuti bersama 1 hari sehingga jumlah totalnya 2 hari. Praktis akhir pekan yang panjang (long weekend) dan jarang-jarang terjadi seperti ini, belum lagi setelah cuti bersama masih disambung dengan liburan akhir pekan Sabtu dan Minggu. Kebetulan di kantor kami, hanya menerapkan 5 hari kerja. Tentulah cukup panjang libur di tahun baru ini menjadi 4 hari. Sejumlah planning (rencana) sudah di ancang-ancang jauh-jauh hari untuk, mulai dari rencana A hingga rencana Z akan dilakukan. Meskipun dari sekian banyak rencana yang mayoritas dilakukan di rumah dan sebagian lainnya di luar rumah. Tapi apa yang terjadi sejumlah rencana yang telah di plot jauh-jauh hari rupanya gagal total. Sebut saja salah satu rencana dari sekian banyaknya schedule rencana yang akan kami lakukan yaitu bercocok tanam singkong akhirnya tidak jadi dilaksanakan lantaran berbagai pertimbangan serta masukan-masukan dari teman-teman, dengan terpaksa urung dilakukan. Namun ironisnya di luar dugaan dan rencana sebelumnya terpaksa liburan kali ini kami isi dengan kegiatan lain yang tak kalah serunya yakni memperbaiki pompa air lantaran pompa air milik kami rusak secara insidental.

Ceritanya berawal, pada suatu hari temanku menawariku daun singkong maka terjadilah dialog singkat antara aku dan temanku. “Mau daun singkong nggak pak? Ujarnya menawariku pada suatu pagi itu usai apel di kantor. Jawabku, “Tentu dengan senang hati pak.” “Kalau begitu Bapak mau isinya, daunnya atau bibitnya untuk ditanam juga ada, sangking banyaknya malahan kebuang-buang pak.” “Ya terserah aja pak, kalau boleh sih aku mau kedua-duanya, ngomong-ngomong gratis atau beli pak? ” “Ya tentu lah buat Bapak gratis, wong saya yang nawari, toh itu juga kebun milik sendiri, kalau begitu, kapan-kapan Bapak saya ajak main ke kebun singkong saya.” “Oke lah pak kalau begitu, terimakasih atas tawarannya, kapan-kapan kita main ke kebun singkong Bapak.” “Kalau begitu saya tunggu pak,” ujar temanku bersemangat. Tak berhenti disitu, gayung pun bersambut. Rupanya memang benar sehari setelah obrolan berselang temanku datang menepati janjinya kebetulan hari itu hari libur, ia mengajak ku ke kebun singkong miliknya. Singkat cerita kami telah berada di kebun yang tidak jauh dari rumahnya. Rupanya lumayan luas juga tanaman singkongnya. Namun sepertinya selain untuk dikonsumsi sendiri kelebihan hasil panennya juga untuk dijual. Ada sekitar 100-an batang singkong, yang jarak tanamnya tidak begitu jauh dari satu batang ke batang lainnya. Mungkin sekitar 1 M2 jaraknya, cukup rapat. Kebetulan sekali baru saja di panen namun ada juga beberapa batang singkong yang tersisa belum di panen lantaran masih muda tentu umbinya masih kecil. Dalam benakku, tercetuslah ide ingin menanam singkong di pekarangan samping dan belakang rumah dinasku yang kebetulan masih ada lahan kosong. “Sayang bila tidak dimanfaatkan,” pikirku didalam hati. Disamping dapat diambil daunnya, umbinyapun dapat dimakan. Sepertinya pada hari libur sangat cocok sekali untuk mengisi kegiatan, pikirku. Tak terasa sudah sekitar ½ jam kami berada di kebun, akupun kemudian bergegas untuk pamitan pulang ke rumah dengan membawa sejumlah bibit singkong berikut daunnya. Di ujung jalan kami pun berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.

Sebelum melaksanakan misi, tahap persipan yang aku lakukan adalah membeli peralatan untuk bercocok tanam seperti cangkul dan sabit. Segeralah aku beli cangkul dan sabit di pasar yang tidak jauh dari kediamanku tinggal. Setelah peralatan terkumpul lengkap, tiba sehari sebelum rencana dilaksanakan ternyata suatu sore di masjid usai shalat Ashar berjama’ah, tidak sengaja aku bertemu temanku dan terjadilah obrolan. Temanku kebetulan pernah tinggal tidak jauh dari tempat kami tinggal, dan memiliki pengalaman tersendiri tinggal disana sehingga ia ingin sharing pengalamannya. Pembicaraan sampai juga ke topik permasalahan singkong. Temenku lalu menyarankan agar tidak menamam singkong dengan kondisi lingkungan seperti di rumah sana lantaran sering ada pengganggu tanaman khususnya hama babi yang suka merusak tanaman. Pasalnya di rumah dinas kami yang baru ditempati ini berbatasan langsung dengan hutan TNBBS. “Ada baiknya Bapak membuat pagar pekarangan dulu, baru kemudian bertanam singkong pak,” ujar temenku menasehati. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan dari teman-teman yang aku anggap logis, ku urungkan saja niat ku bertanam singkong karena saat ini perioritasnya adalah memagar pekarangan dahulu baru kemudian dapat menanam singkong yang menurut asumsi ku sangatlah urgen. Belum lagi rencana-rencana lainnya seperti silaturahim ke tempat saudara yang baru pulang haji pun tidak jadi dilakukan. Tanpa terasa hari libur telah usai, akhirnya tak satupun rencana-rencana dan obsesiku terwujud hanya diangan-angan dan entahkapan diwujudkan, mungkin menunggu waktu yang tepat pada saat liburan kembali. Pompa Air Rusak Pagi itu tanpa sebab tiba-tiba pompa air kami rusak padahal baru saja kami mengganti pompa tersebut sekitar 1,5 bulan yang lalu. Aku coba memperbaikinya sendiri walau sejatinya aku tidak memiliki keahlian profesional di bidang itu, namun dengan trial and error dan modal nekat tanpa dinyana kami berhasil memperbaikinya, rupanya hanya kabelnya saja yang terlepas dari sambungannya tapi memang tak terlihat sebab agak tersembunyi kasat mata dan saringan pipa di bawah air ternyata tersumbat tanah dan kotoran-kotoran lainnya lantaran debit air sumur kami naik yang disebabkan curah hujan tinggi akhir-akhir ini. Meskipun hanya menyambung kabel dan membersihkan saringan pipa saja rupanya tetap butuh waktu dan tenaga ekstra serta memutar otak lantaran pompa air kami berada di bawah sumur yang lumayan dalam sehingga harus berhati-hati jika tidak malah menimbulkan masalah baru. Tak pelak dari pagi hingga sore hari kami memperbaikinya dengan peralatan seadanya akhirnya dapat berhasil juga. Alhamdulillah Ya Allah..

Kata Mutiara Islam Paling Bijak :

Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berart tidak memiliki pijakan langkahmu menuju yang apa kamu cita-citakan. Putuskan apa yang kita inginkan. Kemudian tulislah sebuah rencana, maka kita akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya

Kita hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting kita konsisten menjalankannya. Dua hal yang perlu kita ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri kita dengan sikap dan ketrampilan yang memadai. Tetap yakinlah bahwa kita bisa

Kata Mutiara Orang Bijak :

Vision without execution is daydream : Visi tanpa eksekusi adalah lamunan

Execution without vision is a nightmare : Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.

To accomplish great things, We must not only act, but also dream, not only plan, but also believe :

Untuk mencapai kesuksesan kita jangan hanya bertindak tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana tapi juga perlu untuk percaya.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017