Nyore ke Kebun Raya Liwa (KRL)

nyore di KRL
Satu lagi ajang rekreasi wisata bagi masyarakat Lampung Barat yang ke depan bakalan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi Lampung pasalnya beberapa tahun belakangan mulai dirintisnya pembangunan Kebun Raya Liwa (KRL) atau Kebun Botani Liwa (Liwa Botanical Gardens). Dimana lokasi KRL berada di Kota Liwa Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat, dengan luas mencapai +86 Ha dan memiliki beragam jenis koleksi pembibitan pohon dan tumbuhan.
Nantinya KRL tidak hanya diperuntukkan sekedar berwisata flora saja akan tetapi lebih dari itu kita dapat melakukan beragam jenis kegiatan bernilai edukasi, antara lain misalnya kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, serta jasa lingkungan (sumber Master Plan KRL 2015). Saat ini, walaupun masih dalam tahap awal pembangunan khususnya sarana dan prasarana kebun raya, namun menariknya sudah mulai ramai dikunjungi warga setempat untuk ber-rekreasi, terutama di akhir pekan hari Sabtu dan Minggu serta di hari lain biasanya pada saat sore hari bila cuaca cerah. Dari hanya sekedar berselfie ria hingga duduk santai menikmati segarnya udara dan view (pemandangan alam) pepohonan yang menghiasi bukit barisan yang nampak hijau dari kejauhan nan sedap dipandang mata, dan ada pula yang hanya sekedar duduk-duduk menikmati jajanan yang dijajakan oleh para penjual makanan mulai dari siomay, tahu bulat, es krim, dan jajanan lainnya, yang mendulang berkah dari keberadaan KRL.
Udara disana cukup sejuk bahkan bisa dibilang dingin bila cuaca mendung bahkan berkabut bila sore hari pasalnya lokasinya berada di dataran tinggi. “Kami hanya penasaran saja pak karena teman-teman cerita kalau sore disini ramai pengunjung mangkanya kami juga bersama keluarga tak ketinggalan walau cuman foto-foto buat DP (display picture pen.) di medsos, ujar salah seorang pengujung berasal dari Gunung Sugih Liwa. Beberapa pengunjung ada yang hanya duduk-duduk bercengkrama bersama rekan sejawatnya. “Sekedar duduk-duduk santai aja pak, sambil menikmati cemilan serta melepas kepenatan dari rutinitas kantor,” ujar temannya menimpali. Bila diperhatikan rata-rata ungkapan pengunjung yang kebanyakan anak muda bahkan ada orang tua dan anak-anak, mereka hampir sama. Kebanyakan pengunjung datang karena memenuhi rasa penasaran serta mencari suasana lain yang lebih fresh untuk bermain dan berekreasi di alam.
Menurut catatan yang penulis himpun melalui browsing internet hingga saat ini rupanya di Indonesia sudah terdapat sekitar 9 buah kebun raya, salah satunya adalah KRL.Ke-9 kebun raya tersebut dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang telah mengkonservasi 73.080 spesimen dan terdiri atas sekitar 20% dari tumbuhan Indonesia. Ke-9 kebun raya tersebut adalah pertama Kebun Raya Bogor, kedua Kebun Raya Cibodas yang berada di Ciancur pada lokasi di kaki Gunung Gede, yang merupakan cabang dari Kebun Raya Bogor, ketiga Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, di Kampung Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan Jabar, ke-empat KR Purwodadi Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, kelima Kebun Raya Eka Karya Balidi wilayah Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali, ke-enam Kebun Raya Bogor. Untuk Pulau Sumatera yang masih dalam tahap perintisan adalah Kebun Raya Liwa (KRL) di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, Kebun Raya Samosir di Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara serta Kebun Raya Sriwijaya yang berada di Kabupaten Ogan Ilir Propinsi Sumatera Selatan.
Ruang Terbuka Hijau Taman Kota Hamtebiu
Taman Kota Hamtebiu berada di jantung Kota Liwa letaknya cukup strategis di jalan protokol tepatnya di Kota Liwa Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balik bukit Kabupaten Lampung Barat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, sangat cocok sekali untuk dikunjungi buat refresing bersama keluarga dan handai tolan pasalnya selain danau yang dapat kita saksikan, juga kita dapat mencoba fasilitas lainnya diantaranya perahu bebek untuk mengitari danau, cafe, serta tempat bermain anak. Hasil pantauan di lapangan saat ini telah dipasang semacam lampu sorot atau penerangan outdoor yang relatif besar yang cakupannya bisa beberapa radius meter, cahayanya cukup terang bisa menyoroti seluruh taman guna mengurangi keremangan dari kegelapan malam dan dampak-dampak negatif yang timbul lainnya.
Pembangunan kebun raya Liwa dan Taman Kota Hamtebiu sepertinya sudah sangat sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dimana minimal 30% ruang wilayah kota/kawasan perkotaan harus berupa ruang terbuka hijau. Tentu saja kebun raya memiliki peran yang strategis dan vital dalam rangka menambah ruang terbuka hijau yang saat ini cenderung berkurang akibat alih fungsi lahan dan faktor penyebab lainnya, serta akan tetap dapat dipertahankan hingga beberapa puluh bahkan ratusan tahun ke depan.

Comments

Popular posts from this blog

Kisah Perjalanan Mudik Lebaran by rega

Tips Menghilangkan Rasa Pahit pada Daun Pepaya Ala Orang Tua Zaman Dahulu (Zadul)

JAUHILAH KEBIASAAN MENGUMPAT ATAU MENGGUNJING

Mencari Ridho Allah SWT vs Mencari Ridho Manusia

Akhir Hayat Manusia Ditentukan Oleh Kebiasaannya

PERINGATAN ISRO’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI TPA AL-BAROKAH

Muli Mekhanai dan Duta Kopi Lampung Barat 2015

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat periode 2012-2017